TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kusumaningtuti S. Soetiono, mengatakan tingkat literasi keuangan perempuan baru sebesar 25 persen. Sementara itu, tingkat literasi laki-laki sudah mencapai 33 persen.
Untuk tingkat inklusi keuangan, menurut Kusumaningtuti, perempuan baru sebesar 60 persen dan laki-laki sudah mencapai 69 persen. "Dari angka indeks, (perempuan) masih di bawah. Perempuan diprioritaskan untuk kami edukasi," katanya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 21 April 2017.
Meskipun begitu, ujar Kusumaningtuti, tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan telah meningkat. Tingkat literasi naik dari 21,8 persen pada 2013 menjadi 29,6 persen di 2016. Adapun tingkat inklusi naik dari 59,7 persen pada 2013 menjadi 67,8 persen di 2016.
Kusumaningtuti menuturkan kenaikan tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan tersebut di atas target yang dicanangkan pemerintah. "Target inklusi, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 (tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif), adalah 75 persen pada 2019."
Saat ini, pemerintah tengah menggodok dua regulasi untuk mengoptimalkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), yakni Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian tentang Mekanisme dan Tata Kerja serta Keputusan Menko Perekonomian tentang Pembentukan Kelompok Kerja dan Sekretariat.
Dengan aturan itu, pemerintah akan membentuk tujuh kelompok kerja sebagai penanggung jawab. Menko Perekonomian Darmin Nasution meminta pokja yang terbentuk menyiapkan strategi kebijakan dan mencegah adanya regulasi yang menghambat tercapainya target SNKI.
ANGELINA ANJAR SAWITRI