TEMPO.CO, Senggigi - Kepala Bagian Organisasi dan Humas Sesditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Lollan Panjaitan mengatakan tingkat keterisian tol laut mencapai 70 persen. Namun itu hanya terjadi di rute dari Indonesia bagian Barat
menuju Indonesia bagian Timur.
"Yang menjadi masalah memang justru keterisian dari muatan angkutan balik (timur ke barat)," kata Lollan di Hotel Aruna Senggigi, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 20 April 2017.
Baca: Menhub: Dua Trayek Tol Laut Beroperasi Maret 2017
Menurut Lollan, tol laut sudah bisa menurunkan harga barang di sejumlah titik. Misalnya di Tahuna, Sulawesi Utara, harga beras, tepung terigu dan semen sudah bisa ditekan sebesar 6 persen. Di wilayah Wanci, Sulawesi Tenggara, bahkan mencapai 10 persen.
Lollan menambahkan di wilayah Sagu, Nusa Tenggara Timur, sejumlah harga komoditas bisa turun sebesar 12 persen. Sedangkan di daerah Namlea, Maluku, penurunan harga komoditas mencapai 20 persen.
Untuk itu, Lollan menilai, peran dari "Rumah Kita" sangat penting. "Rumah Kita" bisa berperan sebagai tempat distribusi dan konsolidasi komoditas, serta menjadi tempat mengontrol barang agar terdistribusi dengan baik.
Simak: Tahun Ini Kapal Roro Masuk Subsidi Program Tol Laut
Lollan berharap ke depannya para penanggung jawab "Rumah Kita" dapat mengatur distribusi barang baik yang datang dari Indonesia bagian Barat atau pun yang akan diberangkatkan menuju Indonesia bagian Barat.
DIKO OKTARA