TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN), Bintaro,Tangerang Selatan. Sri Mulyani berbicara tentang pengelolaan ekonomi negara.
Sri Mulyani mengatakan, pengelolaan ekonomi selalu berkaitan dengan teori penawaran dan permintaan. Pemerintah harus memperhatikan keduanya jika ingin ekonomi sehat. Pasalnya, harga barang akan melonjak jika penawaran rendah, sementara permintaan tinggi. Sebaliknya, harga akan jatuh jika penawaran tinggi, tapi permintaan berkurang.
Baca: BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Q1 5,05 Persen
Sri Mulyani menambahkan, mengelola ekonomi prinsipnya tak jauh berbeda dengan berpacaran. "Makanya, kalau naksir, jangan terlalu diobral. Nanti harganya jatuh," katanya, kemudian disambut riuh tawa dan tepuk tangan mahasiswa STAN, Senin, 17 April 2017.
Menurut Sri Mulyani, permintaan yang tinggi berbanding lurus dengan konsumsi. Kenaikan konsumsi mencerminkan daya beli masyarakat. Salam mengelola keuangan, pemerintah perlu menjaga daya beli agar tidak tergerus inflasi atau faktor lain.
Selain konsumsi, ekonomi suatu negara juga dipengaruhi investasi. Dalam konteks investasi, prinsip penawaran dan permintaan juga dapat diaplikasikan. Permintaan yang tinggi akan mendorong rasa percaya diri perusahaan untuk investasi. Dampak panjangnya ialah terbukanya lapangan kerja.
Baca: Alasan Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Naik 5,3 Persen
Sri Mulyani menuturkan investasi dan konsumsi tumbuh relatif sehat di Indonesia. Indonesia butuh kerja sama fiskal dan moneter untuk terus mendukung ekonomi sehat.
VINDRY FLORENTIN