TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Lambok Hutasoit, mengingatkan agar pemerintah melakukan pemetaan terhadap lahan yang akan dibangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia melihat hal tersebut sangat penting terkait dengan kondisi lahan di sana.
"Harus dilakukan pemetaan, survei geofisika, dan pengeboran awal," kata Lambok kepada Tempo saat dihubungi pada Rabu, 12 April 2017.
Baca: Kumpulan Berita Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pernyataan Lambok berkaitan dengan pernyataan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono yang mengungkapkan jalur kereta cepat Jakarta–Bandung berada di kawasan yang rawan bencana, baik secara topografi maupun morfologi.
Menurut Basuki, desain jalur kereta sepanjang 142 kilometer itu belum mengantongi izin teknis keamanan dan keselamatan di zona rawan longsor dan gempa bumi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKTJ).
Manajemen KCIC belum memberikan tanggapan. Ketika diwawancarai Tempo beberapa waktu lalu, Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan pihaknya telah merampungkan kajian teknologi untuk mengantisipasi gempa.
Lebih lanjut, Lambok menuturkan, pemetaan dan survei geofisika tersebut diperlukan agar kondisi di bawah tanah diketahui. Langkah selanjutnya menganalisis kondisi tanah agar tahu seberapa dalam fondasi dari proyek kereta cepat ini akan dipancangkan.
DIKO OKTARA | PUTRI ADITYOWATI