TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar 9,36 juta dolar AS atau setara Rp 124,5 miliar (kurs Rp 13.300 per dolar AS) hingga akhir 2016. laba ini seiring peningkatan frekuensi penerbangan 9,89 persen menjadi 274.969 penerbangan dari 249.974 penerbangan pada 015.
"Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional," kata Vice President Corporate Communicaton Garuda Benny S. Butarbutar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu malam, 12 April 2017.
Baca: Garuda Indonesia Masuk 10 Besar Maskapai Penerbangan Terbaik
Sepanjang 2016, perseroan berhasil mengangkut 35 juta penumpang baik dari Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia. Garuda Indonesia Group juga berhasil mencatatkan peningkatan sektor pendapatan lainnya yang terdiri dari komponen pendapatan tambahan "ancillary revenue", pendapatan sektor "strategic business unit" (SBU), hingga sektor lainnya dengan capaian US$ 392 atau meningkat 13,7 persen dibandingkan US$ 344,4 juta pada 2015.
dalam siaran pers tersebut juga diterangkan bahwa Kinerja operasional Garuda dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OTP) pada 2016 mencapai 89,51 persen atau naik dari tahun sebelumnya 88 persen. OTP diperoleh meskipun tantangan pengembangan infrastruktur operasional penerbangan, seperti migrasi pelayanan, penerbangan domestik ke Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta, hingga faktor cuaca yang bersifat "force majeure".
Lihat juga:
Pahala Nugraha Mansury, Dirut Baru Garuda Indonesia
Jadi Dirut Garuda yang Baru, Ini Riwayat Pahala Mansury
Rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1 persen sedangkan Citilink sebesar 76,8 persen. Untuk perkembangan bisnis kargo, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22 persen dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton.
Secara keseluruhan, jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat US$ 219,15 juta atau naik 16,65 persen dibandingkan 2015 yang US$ 187,87 juta. Selama 2016, Garuda Indonesia Group pun menambah kapasitas penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan revitalisasi armada dengan mendatangkan 17 pesawat, yaitu empat pesawat ATR 72-600, empat pesawat A330-300, satu pesawat B777-300ER, dan delapan pesawat A330-200. Dengan demikian, hingga akhir 2016, Garuda Indonesia Group mengoperasikan 196 pesawat dengan rata-rata usia pesawat 4,6 tahun.
ANTARA