TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi mengklaim program Pusat Logistik Berikat (PLB) mengalami perkembangan pesat setelah satu tahun dilaksanakan.
Sejak pertama kali diresmikan pada 10 Maret 2016, jumlah PLB di seluruh Indonesia meningkat menjadi 34 PLB yang mulanya hanya berjumlah 12 PLB. PLB tersebut melayani jenis barang timbun yang berbeda-beda.
“Perluasan pengguna ini tentunya dapat dicatat sebagai respon positif dunia usaha terhadap fasilitas PLB,” ucap Heru di Gedung Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Rawamangun, Jakarta, Rabu, 12 April 2017.
Baca: Darmin Klaim Pusat Logistik Berikat Sangat Berhasil
Heru menambahkan, untuk meningkatkan efektivitas upaya perbaikan PLB, DJBC berkoordinasi dengan kementrian dan lembaga lain. Beberapa bentuk sinergi yang telah terjalin di antaranya pemeriksaan surveyor di dalam PLB sesuai amanat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 64 Tahun 2016 dan membangun instalasi karantina di dalam PLB yang secara langsung turut mempersingkat jangka waktu bongkar muat di pelabuhan.
Selain itu, lanjut Heru, nilai barang yang disimpan di dalam gudang PLB saat ini tercatat sebesar Rp 1,16 triliun yang berasal dari 20 perusahaan supplier internasional, 34 perusahaan distribusi internasional, dan 97 perusahaan distribusi lokal.
Simak: BUMN Logistik Minati Usaha Pusat Logistik Berikat
Rata-rata load time saat ini di PLB tercatat sudah lebih singkat yaitu 1,8 hari atau jauh lebih cepat dari impor pada umumnya. PLB juga telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dengan jumlah bea masuk Rp 10,28 miliar, PPh Impor Pasal 22 Rp 27,13 miliar, dan PPN Impor Rp 120,09 miliar.
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga hadir di Gedung DJBC menganggap capaian tersebut masih bisa dikembangkan menjadi lebih besar lagi. "Itu masih kecil sekali walaupun Dirjen Bea Cukai bangga sekali dengan itu. Saya bukan pejabat yang mudah dipuaskan," katanya.
Simak: Mendag:Pusat Logistik Berikat Tak Turunkan Pendapatan Negara
Sri berharap di perayaan dua tahun PLB nanti akan tercapai target terkait dengan peningkatan keragaman komoditas, penambahan volume, jumlah perusahaan, dan dapat membantu mengurangi ketimpangan Indonesia dengan tidak hanya berorientasi di Pulau Jawa.
DWI FEBRINA FAJRIN | WAWAN PRIYANTO