TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia berencana menggaet Amerika Serikat untuk menuntaskan persoalan pengelolaan sampah, terutama di kawasan pengembangan pariwisata. Sebab, peringkat Indonesia dari sisi kebersihan dan kesehatan, dalam laporan yang dirilis World Economic Forum, selalu menempati peringkat di bawah 100 dari 141 negara yang disurvei.
“Sampah menjadi tantangan pengembangan pariwisata di Indonesia. Apalagi tahun depan Indonesia memiliki dua agenda besar, yakni Asian Games dan Annual Meeting IMF and World Bank,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata, di Jakarta, Selasa, 11 April 2017.
Nantinya, kerja sama akan lebih diarahkan ke 10 destinasi Bali Baru sehingga diharapkan pengembangan pariwisata untuk menuntaskan persoalan sampah lebih merata.
Baca: Menteri Susi Punya Gebrakan Kurangi Sampah Plastik
Sejauh ini, World Bank sudah meneken kerja sama terkait dengan pengembangan pariwisata di tiga destinasi Bali Baru, yakni Danau Toba (Sumatra Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Borobudur (Jawa Tengah).
Kerja sama itu antara Kementerian Pariwisata dan World Bank mulai berlaku Juli 2017 dengan total pinjaman hingga US$ 200 juta. Dana itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur guna mendukung iklim pariwisata di tiga destinasi tersebut.
Baca: Jatim Bakal Bangun Pusat Pengelolaan Sampah
“World Bank sudah masuk. Jika Amerika Serikat ingin masuk, misalnya melalui lembaga donor lain seperti, USAID akan lebih gampang koordinasinya. Selain itu, kerja sama itu bisa dilakukan dengan perusahaan Amerika Serikat yang berminat berinvestasi di sektor pengelolaan sampah,” ucap Arief.
Realisasi investasi di sektor pariwisata Indonesia pada periode Januari-September 2016 mencapai US$ 1,09 miliar. Jumlah tersebut meningkat 23 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun investasi asing yang masuk pada periode itu sebesar US$ 594 juta. Dana tersebut untuk berbagai jenis bisnis pariwisata, mulai hotel, restoran, hingga wisata bahari.
Singapura menjadi negara di peringkat teratas untuk penanaman modal asing dengan kontribusi 51 persen dari total keseluruhan dana yang masuk. Posisi kedua dan ketiga diduduki British Virgin Islands dan Luxemburg.
Pada saat yang sama, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, mengungkapkan, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Amerika Serikat sejauh ini berjalan sangat baik dan progresif.
“Banyak perusahaan Amerika Serikat yang tertarik mengembangkan kawasan pariwisata, antara lain di sektor perhotelan dan ecotourism di Indonesia. USAID, lembaga donor kami, juga sudah melakukan kerja sama dengan Indonesia untuk penanggulangan sampah padat dan sampah laut,” kata Donovan.
Pembahasan kerja sama intensif antara Indonesia dan Amerika Serikat juga akan ditindaklanjuti dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence ke Indonesia pada 20 April mendatang. Lawatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan perdana Pence ke Asia-Pasifik.
BISNIS