TEMPO.CO, Jakarta - PT Asjaya Indosurya Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 11 April 2017, menguat. Kepala Riset Indosurya William Surya Wijaya mengatakan IHSG sedang berusaha untuk terus mencetak rekor baru, di saat pola gerak masih menunjukkan potensi penguatan walau cenderung mulai terbatas.
Dia menilai jika investor berorientasi investasi jangka panjang maka potensi kenaikan masih cukup lebar. Jika terjadi koreksi wajar masih dan dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan akumulasi pembelian.
Adapun, support saat ini wajib terjaga dengan baik untuk menghindari pola tekanan besar jangka pendek. Agar dalam jangka pendek pola uptrend IHSG masih dapat terjaga dengan baik.
Sejumlah saham yang direkomendasikan hari ini a.l TLKM, ICBP, ADHI, JSMR, HMSP, BBNI, BBCA, PGAS, dan SMRA.
IHSG berakhir melemah 0,16% atau 9,19 poin ke level 5.644,30 pada perdagangan Senin 10 April 2017, kemarin. Dari 540 saham pada IHSG di akhir perdagangan hari ini, sebanyak 142 saham menguat, 185 saham melemah, dan 213 saham stagnan.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir negatif, dipimpin oleh sektor pertanian (-1,72 persen) dan properti (-1,18 persen).
Adapun, sektor aneka industri dan industri dasar masing berakhir dengan kenaikan 0,72 persen dan 0,45 persen.
Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas, IHSG sempat menguat Senin pagi akibat dipengaruhi oleh efek positif dari hasil perilisan cadangan devisa RI yang melebihi ekspektasi pasar pada Jumat sore lalu.
Namun demikian, faktor eksternal memberikan tekanan pada IHSG, sehingga IHSG melemah, lantaran disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya pernyataan pejabat FOMC yang menegaskan bahwa The Fed sudah pasti akan menaikkan tingkat suku bunga secara gradual.
Pernyataan itu muncul setelah rilis data US Unemployment Rate yang menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan, yakni turun menjadi 4,5 persen. Faktor tersebut sempat membuat dolar AS menguat pada Jumat lalu.
“Efek dari foreign policy oleh Trump yang cenderung konfrontatif juga memberikan sentimen negatif terhadap IHSG. Misalkan, agresi militer AS secara unilateral melalui serangan udara terhadap pangkalan-pangkalan strategis di Suriah. Akibatnya situasi di kawasan Timur Tengah cenderung memanas.
Ditambah lagi adanya rencana manuver oleh US Navy dalam menunjukkan aksi show of force di Semenanjung Korea pada pekan ini yang bertujuan untuk mengantisipasi ketegangan di Semenanjung Korea akibat kebijakan Korea Utara dalam mengembangkan program persenjataan nuklirnya.
BISNIS