TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak dan gas bumi asal Inggris, British Petroleum (BP) mencoba peruntungan di pasar bahan bakar minyak Indonesia. Perusahaan menggaet penyalur BBM lokal, PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR), melalui kesepakatan bersama yang diteken 5 April lalu di London.
Kedua pihak sepakat membentuk perusahaan patungan yang bergerak di bidang niaga BBM. Nantinya, AKR bakal mengoperasikan perusahaan dengan nama BP AKR Fuels Retail.
"Strategi retail BP berfokus pada penguatan dan diferensiasi BBM dan oli berkualitas tinggi. Hal ini sejalan dengan pesatnya pasar BBM di seluruh dunia," ujar CEO BP Downstream Tugan Erginbilgic, melalui siaran pers, Kamis 6 April 2017.
Baca: Tahun 2035, Konsumsi Energi Global Bakal Naik 37 Persen
Kongsi BP dan AKR sudah berlangsung sejak November tahun lalu. Saat itu, mereka mengembangkan bisnis avtur di Indonesia. Diketahui pasar avtur lokal masih didominasi perusahaan pelat merah, PT Pertamina (Persero).
Haryanto mengatakan kerja sama dengan BP adalah kesempatan untuk memperluas pasar. Selama ini, pasar niaga BBM AKR didominasi solar non subsidi. "Pasar gasoline Indonesia juga memiliki peluang untuk terus berkembang, sejalan dengan peningkatan permintaan dan deregulasi oleh pemerintah."
Baca: Laba British Petroleum Turun
AKR memperoleh kuota penyaluran BBM jenis solar tahun ini sebesar 300 ribu kiloliter. Distribusinya, berdasarkan catatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), adalah melalui 142 penyalur.
BPH Migas melaporkan tidak banyak badan usaha yang berbisnis niaga BBM. Pada seleksi penyaluran solar tahun lalu, hanya 11 badan usaha yang mendaftar. Namun pada akhirnya, hanya 3 perusahaan yang mengembalikan dokumen penawaran. Mereka adalah Pertamina, AKR, dan Tri Wahana Universal.
Baca: BP Kantongi Izin Lingkungan Kilang Tangguh
"Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, hanya dua badan usaha yang mengirimkan dokumen penawaran yaitu Pertamina dan AKR Corporindo,"ujar Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng.
Sementara investasi BP di Indonesia sejauh ini masih bergerak di sektor hulu migas sebagai kontraktor kontrak bagi hasil. Perusahaan mengelola kilang LNG (liquified naturan gas/LNG) Tangguh (Tangguh Train) unit I dan II. BP juga memperluas kucuran modalnya ke pembangunan kilang unit III di lokasi yang sama.
ROBBY IRFANY