TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah diprediksi masih stabil, dan gagal menguat karena terseret arus penguatan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global pada perdagangan hari ini. Seperti diketahui rupiah ditutup berada pada level 13.327, Kamis, 6 April 2017.
Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan sentimen positif di dalam negeri gagal mempertahankan penguatan rupiah. "Di tengah penguatan indeks dolar, naiknya Consumer Confidence Index serta rilis cadangan devisa hari ini yang diperkirakan naik, bisa mencegah pelemahan terlalu dalam," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 April 2017.
Rangga menuturkan indeks dolar dilaporkan kembali menguat hingga dini hari tadi, merespon klaim turunnya tingkat pengangguran AS secara drastis. Selain itu, investor juga masih menunggu hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xin Jinping yang diperkiraman akan membahas tentang persoalan geopolitik dan perdagangan bilateral.
Baca: Dolar Amerika Diperdagangkan Bervariasi
Rangga melanjutkan fokus hari ini juga akan tertuju pada rilis data pertambahan tenaga kerja non pertanian, serta pengangguran AS yang diperkirakan kurang baik. "Sedangkan cadangan devisa Cina akan dirilis siang ini, diperkirakan turun."
Sementara itu, Analis Pasar Modal Samuel Sekuritas, Muhamad Makky Dandytra berujar sideways Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari dengan jumlah nilai yang meningkat mengindikasikan kekuatan uptrend. Sehingga, dia memprediksi IHSG akan kembali melanjutkan kenaikan hari ini dan menyentuh level 5.700.
"Masih ada peluang IHSG mengalami koreksi mendekati 5.600 an setelahnya, sebelum kembali rally menuju 5,780," ujarnya.
Simak: Kata BI Tekanan Kenaikan Harga Meningkat pada Juni
Menurut Makky sektor saham pilihan hari ini di antaranya adalah sektor retail, media, konstruksi, perbankan dengan modal besar, mineral, serta minyak dan gas. Kemudian sektor yang dapat dipertimbangkan untuk bottom fishing antara lain sektor peternakan unggas, properti hunian, dan batubara. "Waspadai sektor yang berpotensi overbought seperti perbankan dengan modal kecil dan menengah, serta farmasi."
GHOIDA RAHMAH