Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Gula Global Tertekan Proyeksi Surplus

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Nasi bisa menjadi lebih sehat dan tak membuat kadar gula cepat naik, tergantung jenis beras dan cara mengolahnya. Kuncinya adalah mengurangi indeks glikemik yang dikandung nasi.Indeks glikemik adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap gula darah. Makanan yang berindeks glikemik rendah tak mudah dicerna tubuh. Karena itu, penyerapannya juga lambat sehingga kadar gula dalam darah tak langsung melonjak cepat.
Nasi bisa menjadi lebih sehat dan tak membuat kadar gula cepat naik, tergantung jenis beras dan cara mengolahnya. Kuncinya adalah mengurangi indeks glikemik yang dikandung nasi.Indeks glikemik adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap gula darah. Makanan yang berindeks glikemik rendah tak mudah dicerna tubuh. Karena itu, penyerapannya juga lambat sehingga kadar gula dalam darah tak langsung melonjak cepat.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga gula mentah diprediksi mengalami pelemahan sampai pengujung semester I/2017 seiring proyeksi bertumbuhnya produksi.

Pada perdagangan Kamis, 6 April 2017 pukul 16:51 WIB, harga gula di bursa ICE Futures Europe Commodities untuk kontrak Mei 2017 meningkat 0,09 poin atau 0,56 persen menuju US$16,19 sen per pon. Harga berhasil rebound setelah menurun dalam 8 sesi berturut-turut.

Sepanjang tahun berjalan, harga merosot 15,9 persen. Tahun lalu, harga gula berhasil melonjak 30,48 persen year on year/ yoy setelah mengalami tren menurun sejak 2010.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures, menyampaikan tren harga gula memang cenderung mengalami pelemahan sejak September 2016. Isu utama yang menjadi perhatian ialah tingginya volume suplai dan belum tumbuhnya permintaan global.

Brasil sebagai produsen gula terbesar di dunia diperkirakan mengalami pertumbuhan produksi akibat membaiknya cuaca. Pada musim 2017-2018, tingkat suplai baru di area selatan Brasil diperkirakan mencapai rekor baru sebesar 36 juta ton.

Pasar gula menggunakan patokan musim mulai Oktober sampai dengan September di tahun berikutnya. Artinya, musim 2017-2018 berlangsung mulai Oktober 2017 hingga September 2018.

Sementara di India, sebagai salah satu produsen dan konsumen gula terbesar global, diperkirakan mengalami peningkatan hasil panen. Namun, tingkat permintaan negara itu malah menurun.

Mengutip data Indian Sugar Mills Association (ISMA), tingkat produksi pada musim 2016-2017 yang dimulai Oktober lalu mungkin merosot ke 20,3 juta ton, atau level terendah dalam tujuh tahun terakhir. Pada musim sebelumnya, India menghasilkan gula sejumlah 25,1 juta ton.

Rendahnya pasokan baru disebabkan kekeringan yang melanda negara bagian Maharashtra, Karnataka, Andhra Pradesh, dan Telangana. Penjualan gula di musim 2016-2017 juga diprediksi turun menjadi 24,2 juta ton dari musim sebelumnya 24,85 juta ton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun pada musim 2017-2018, produksi gula India bisa meningkat ke 25,5 juta ton. Namun, peningkatan produksi tidak sejalan dengan pertumbuhan konsumsi yang turun menjadi 23,8-24 juta ton dari 24,8 juta ton pada musim sebelumnya.

"Faktor Brasil dan India membuat pasar cenderung melakukan aksi jual terhadap gula karena fundamental yang bearish," ujar Wahyu saat dihubungi Bisnis.com, Kamis, 6 April 2017.

Menurut ahli pasar gula Sucden, sambungnya, bahan pemanis ini akan mengalami suprlus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada 2017. Pasalnya, India mengalami pemulihan dari kekeringan, dan produksi di Uni Eropa juga meningkat.

Volume produksi global pada musim 2017-2018 diperkirakan sebesar 132,9 juta ton, naik 9,7 juta ton dari musim sebelumnya. Oleh karena itu, harga akan cenderung berfluktuasi.

Wahyu memperkirakan, harga gula pada kuartal II/2017 berpeluang kembali melemah terbatas menuju US$14 sen per pon. Namun, secara teknikal harga juga oversold sehingga berpeluang mengalami rebound.

"Range harga kuartal II berada di US$14 sen-US$19 sen per pon. Masih bisa melemah tapi rentan rebounds. Level US$16 sen-US$17 sen akan jadi area yang sering dilalui," tuturnya.

Dia menambahkan, menurunnya harga gula global dapat menguntungkan Indonesia sebagai negara importir. Asalkan, tata kelola impor dan distribusi pasokan dilakukan secara benar.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir. Doc. Oxford United.
Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.


Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Seorang karyawan menata produk gula di rak penyimpanan sembako di platform penjualan iPangananDotCom di gudang Perum Bulog di Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 22 Juli 2022. Perum Bulog memanfaatkan pasar daring melalui platform iPangananDotCom untuk meningkatkan pemasaran dan memperluas jangkauan produk pangan komersial ke setiap lapisan masyarakat yang telah hadir di 11 kota besar meliputi Jakarta, Tangerang, Bogor, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Medan, dan Makassar yang beromset sebulannya senilai Rp700 juta dan Rp8 miliar per tahunnya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.


Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Dua pekerja menata gula Maniskita yang telah dikemas di Rumah Kemasan Gula di Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 22 Juli 2022. Perum Bulog mampu memproduksi 10 hingga 13 ton gula per harinya melalui Rumah Kemasan Gula yang dipasarkan di pasar tradisional bahkan di ritel modern dengan dijual dengan harga Rp12.600 hingga Rp12.800 per kilogram. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.


Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com
Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.


Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

11 April 2020

Pedagang menimbang gula pasir eceran di Pasar Senen, Jakarta, Seni, 16 Maret 2020. Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan kembali menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) untuk 550 ribu ton gula. Langkah impor dilakukan, karena menurut Suhanto, harga gula di pasar masih terbilang cukup tinggi yakni sekitar Rp 20 ribu per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.


Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

13 Februari 2020

Petugas mengoperasikan mesin traktor untuk menarik lori tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, 27 Juni 2016. Pabrik ini ditargetkan mampu memproses 3,5 juta kuintal tebu pada tahun ini. TEMPO/Ahmad Rafiq
Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.


Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

9 September 2019

(Ki-ka) Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hedriadi, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan, Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian Kuntoro Boga saat konferensi pers di Dewan Pers,Jakarta, Senin, 9 September 2019. TEMPO/EKO WAHYUDI
Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.


Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

6 Agustus 2019

Dua dari lima tersangka dihadirkan dalam konferensi pers kasus penyalahgunaan distribusi gula kristal rafinasi ke konsumen akhir sebagai gula kristal putih di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019. Dari kasus tersebut polisi menangkap lima tersangka dan mengamankan barang bukti berupa 600 karung gula seberat 30 ton dari dua lokasi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar


Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Petani tebu dari berbagai daerah di Indonesia menaburkan gula import saat aksi demo didepan istana negara, 28 Agustus 2017. Petani tersebut menuntut harga gula yang merosot tajam rata-rata Rp 9.000-9.500/kg, jauh dibandingkan tahun 2016 yang rata-rata Rp 11.000-11.500/kg. TEMPO/Rizki Putra
Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).


APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

29 Juni 2019

Ratusan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menggelar unjuk rasa di depan kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta (14/12). Mereka menuntut pemerintah menindak tegas pelaku perembesan gula rafinasi di pasar umum yang menyebabkan harga gula jatuh. TEMPO/Aditia Noviansyah
APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.