TEMPO.CO, Jakarta - Head of Research Jones Lang Lasalle, James Taylor, mengatakan tingkat keterisian (okupansi) properti perkantoran di daerah non-central business district (CBD) diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun depan.
"Rendahnya tingkat okupansi ini karena ketatnya persaingan dengan daerah CBD," ucapnya saat membacakan rilis market update pasar properti kuartal I 2017 di kantornya, gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April 2017. Namun ia meyakini akan kembali terjadi tren positif pada awal 2019.
Pada triwulan I 2017, tingkat okupansi properti perkantoran di non-CBD 77 persen. Tingkat okupansi tertinggi di kawasan Jakarta Timur 92 persen dan Jakarta Pusat 90 persen. Sementara tingkat okupansi di TB Simatupang 66 persen.
Baca: Suplai Terbatas, Serapan Properti Ritel di Kuartal I 2017 Rendah
James mengatakan rampungnya pembangunan Gedung St Moritz Office Tower, yang berlokasi di Jakarta Barat, menambah pasokan properti perkantoran non-CBD 24 ribu meter persegi.
Hingga akhir 2017, jumlah pasokan properti perkantoran di non-CBD diperkirakan 520 ribu meter persegi, meningkat dari tahun lalu 320 ribu meter persegi dan pada 2015 seluas 340 ribu meter persegi.
IRSYAN HASYIM | SETIAWAN