TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) menargetkan 700 desa di wilayah Nusa Tenggara Timur dapat teraliri listrik pada tahun ini. Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PLN Machnizon Masri mengatakan perencanaan lelang telah disusun dan proses pengerjaan proyek listrik akan mulai digarap sekitar Juli-November 2017.
“Kami membangun beberapa jaringan, kemudian kami siapkan gardu induk dan transmisi untuk upaya tadi. Kami akan coba pada 2017. Nanti, ada satu kabupaten di NTT 100 persen desanya teraliri listrik, yaitu Flores,” ucapnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Februari 2017.
Baca Juga: 2019, Rasio Elektrifikasi Ditargetkan 100 Persen
Pada tahun depan, PLN kembali menargetkan 500 desa akan mendapat aliran listrik. “Mudah-mudahan, akhir 2018, seluruh desa di NTT sudah bisa teraliri listrik,” ujarnya.
Direktur Perencanaan Korporasi Nicke Widyawati mengatakan peningkatan elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur merupakan bagian target rasio elektrifikasi nasional, yakni 11.300 desa dapat teraliri listrik hingga akhir 2019. Namun, untuk saat ini, 2.530 desa sama sekali belum teraliri listrik dan sebagian sisanya telah dialiri listrik meski kurang dari enam jam.
Hingga akhir 2016, jumlah pelanggan PLN mencapai 64,3 juta atau bertambah 3,1 juta pelanggan dari akhir 2015 sebanyak 61,2 juta pelanggan. Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional, yakni 88,3 persen pada Desember 2015 menjadi 91,16 persen pada Desember 2016. Hal itu melampaui target rasio elektrifikasi 2016 yang tertuang dalam rencana strategis perseroan 2015-2019 sebesar 90,15 persen.
Simak: PLN Percepat Rasio Elektrifikasi 100 Persen 2024
“Memang, kalau dilihat dari sisa rasio elektrifikasi, hanya 9,1 persen. Namun ini yang paling sulit karena di Indonesia bagian timur mayoritas merupakan wilayah yang terisolasi,” tuturnya. Selain NTT, ada beberapa pulau terpencil yang akan dialiri listrik sebelum 2019, seperti pulau-pulau kecil di wilayah Sumatera, Maluku, dan Papua. Dalam mengejar target itu, perseroan menerapkan konsep optimalisasi renewable energi dengan penerapan secara hybrid sesuai dengan sumber energi yang ada di wilayah tersebut.
“Seperti PLTG ditambah PLTS atau ditambah dengan mikrohidro. Jadi sesuai dengan sumber energi yang ada di daerahnya. Jadi, kalau di RUPTL yang baru, mulai pada akhir 2021, tinggal tambahan sedikit sehingga elektrifikasi bisa dilaksanakan,” ucapnya.
DESTRIANITA