TEMPO.CO, Jakarta - Hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), yang menentukan nasib proyek pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Rembang, Jawa Tengah, akan diumumkan hari ini, Jumat, 31 Maret 2017. Sebelumnya, sempat beredar kabar pengumuman itu dilakukan pada Kamis, 30 Maret.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia berharap KLHS bisa memberikan keputusan yang adil. "Kami di Semen Indonesia Group, baik yang di Gresik, Tuban, Padang, Tonasa, maupun Thang Long, Vietnam, berdoa bersama untuk keadilan KLHS dan keadilan di Rembang," ucapnya kepada Tempo, Jumat, 31 Maret 2017.
Baca: Polemik Semen Rembang, Direktur PT Semen Indonesia ...
Agung menegaskan semua fakta dan data telah tersaji. "Insya Allah, tidak ada data apa pun yang membuat posisi Semen Indonesia keliru," ujarnya.
Menurut Agung, masukan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral telah disampaikan. Pendapat dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia sebagai organisasi profesi yang independen juga telah didengar tim KLHS. "Kami berharap, fakta yang menjadi panglima, bukan politik," ujarnya.
Agung menambahkan, Semen Indonesia Group berharap dan berdoa agar pengambil keputusan diberi kekuatan untuk memutuskan berdasarkan fakta. "Kami akan terus berjuang untuk perusahaan, lingkungan, masyarakat, dan negara menuju kemandirian serta kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik," katanya.
Saat ditanya apakah Semen Indonesia akan menerima hasil kajian KLHS, termasuk kemungkinan rekomendasi penutupan pabrik di Rembang, Agung menuturkan, "Kami tunggu hasilnya."
Simak: Ganjar Terbitkan Izin Pabrik Semen Rembang, Ini ...
Seperti diketahui, KLHS dibuat tim yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Energi. KLHS akan menjadi dasar apakah proyek yang menyinggung lingkungan hidup akan diteruskan atau diperbaiki pemenuhan persyaratannya. Bila KLHS tidak menyetujui pembangunan pabrik semen Rembang, pabrik itu harus ditutup.
Pengamat dari Center for Information and Development Studies (Cides), M. Rudi Wahyono, khawatir penutupan pabrik di Rembang mengancam nasib ribuan tenaga kerja dan berpotensi menambah pengangguran baru. "Namun saya yakin hasil KLHS akan menguntungkan pihak Semen Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Maret 2017.
Menurut Rudi, penutupan pabrik bukan hanya menimbulkan masalah pengangguran, tapi juga mengurangi stok semen. Ini memungkinkan Indonesia harus mengekspor semen dari negara lain.
SETIAWAN ADIWIJAYA