TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah analis mengatakan rencana aksi demonstrasi hari ini tidak berpengaruh terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan demonstrasi tidak ada mempengaruhi laju IHSG dan rupiah sama seperti aksi-aksi sebelumnya. "IHSG dan rupiah lebih dipengaruhi sentimen global," kata dia melalui pesan singkat, Jumat, 31 Maret 2017.
Chief Economist PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual pun berpendapat serupa. "Aksi tidak berdampak apa pun selama berjalan damai," katanya.
Baca: IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini
Menurut David, pasar lebih memperhatikan kondisi eksternal. Salah satunya mengenai realisasi janji kebijakan fiskal Presiden Amerika Serikat Donald Trump pascagagal direvisinya Undang-Undang Healthcare atau Obamacare oleh parlemen, yang dikuasai Partai Republik.
Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, mengatakan aksi tidak akan berdampak signifikan terhadap IHSG dan rupiah. Khusus untuk IHSG, sentimen dalam negeri yang berpengaruh adalah capital inflow yang masih terus berlanjut hingga saat ini. "Rilis data perekonomian jelang pergantian bulan juga menjadi sentimen positif bagi IHSG," katanya. Perekonomian Indonesia diperkirakan masih terkendali sehingga masih akan menjadi penopang pergerakan IHSG.
Simak: PLN Siapkan Jaringan untuk Bandara Kertajati
Aksi hari ini digelar Forum Umat Islam (FUI). Aksi tersebut diberi nama 313, yang mengacu pada waktu pelaksanaannya, 31 Maret 2017. FUI menuntut pemerintah mencopot Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Aksi serupa telah beberapa kali digelar. Aksi pertama digelar pada 14 Oktober 2016. Kemudian sejumlah umat Islam mengadakan aksi pada 4 November 2016 atau dikenal dengan aksi 411. Setelahnya, aksi kembali dilakukan pada 2 Desember 2016 atau 212. Aksi dilanjutkan pada 2 Februari 2017 atau dikenal 212 jilid 2.
VINDRY FLORENTIN