TEMPO.CO, Jakarta - Fasilitas penyelenggaraan ibadah haji 2017 dijanjikan lebih baik. DPR dan pemerintah menyepakati biaya penyelenggaraan (ONH) sebesar Rp 34.890.312. Ketua Panitia Kerja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Panja BPIH) Deding Ishak mengatakan, biaya ini dibandingkan tahun lalu naik Rp 249.008.
Namun, kata Deding, jika dibandingkan usulan pemerintah, biaya di atas telah turun Rp 800 ribu lebih. Meski biaya bertambah, jemaah haji telah disiapkan fasilitas lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga:
“Tahun ini seluruh tenda yang biasanya digunakan jemaah Indonesia yang usianya telah puluhan tahun akan diganti seluruhnya dengan kualitas yang tidak kalah dengan negara lain,” kata Deding di Jakarta, Jumat, 24 Maret 2017.
Untuk pergantian tenda ini disiapkan anggaran Rp 150 miliar lebih. Selain itu, katanya, Komisi VIII DPR RI dan Pemerintah juga menyepakati adanya berbagai perbaikan seperti ketersediaan bus shalawat 24 jam untuk memudahkan jamaah yang mendapatkan penginapan di luar area Kabah beribadah.
Peningkatan jumlah layanan makan hingga fasilitas penginapan menjadi minimal setara hotel berbintang. Deding mengatakan kenaikan biaya yang relatif kecil ini lebih dikarenakan perubahan komponen biaya avtur. Harga minyak dunia tahun ini lebih mahal dibandingkan tahun lalu membuat biaya komponen ini sulit dihindari.
Akan tetapi dengan negosiasi yang dilakukan dengan manajemen maskapai penerbangan maka kenaikan sesuai dengan kenaikan beban pokok. Untuk komponen BPIH 2017 sendiri terdiri dari biaya penerbangan Rp 26.143.812, Biaya pemondokan Rp 3.391.500, serta biaya hidup Rp 5.355.000.
“Selain itu ada peningkatan dalam pembinaam manasik dan peningkatan sumber daya manusia yang melayani jamaah selama beribadah. Diharapkan jamaah lebih khusuk beribadah,” katanya.
Untuk penyelenggaraan haji 2017 Kuota Jemaah Haji Indonesia menjadi 221 ribu. Jumlah ini naik 34 persen dari kuota tahun lalu sebesar 168.800 jemaah. Jumlah ini telah termasuk tambahan kuota dari Kerajaan Saudi sebanyak 10 ribu jemaah. Dari kuota ini pemerintah membagi 204 ribu pemberangkatan reguler dan 17 ribu melalui haji khusus.
Dengan kuota ini maka daftar tunggu haji paling lama terdapat di Sulawesi Selatan dengan waktu tunggu rata-rata 29 tahun. Waktu tunggu tersingkat di Sulawesi Utara yaitu 11 tahun.
Keberangkatan jemaah haji gelombang I direncanakan mulai 6 Agustus 2017 dengan rute dari Tanah Air-Madinah. Pada gelombang II diberangkatkan pada 26 Agustus 2017 dengan rute Tanah Air – Jeddah.
Sedangkan jadwal kepulangan pada gelombang I dengan rute Jeddah – Tanah Air di tanggal 6 September 2017 dan gelombang II pada 6 Oktober 2017 denga rute Madinah – Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam kesempatan terpisah mengatakan pemerintah berkomitmen meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.
Dia mengatakan pemerintah juga tengah mangantisipasi dengan menambah petugas layanan haji baik untuk layanan umum hingga layanan kesehatan. Dia mengatakan pemerintah juga memangkas prosedur pendaftaran dari tiga tahap menjadi dua tahap.
“Semua persiapan memang benar-benar kami harus lakukan dengan sungguh-sungguh. Kami harus mengingat betul bahwa dengan penambahan jumlah kuota haji ini, berarti jumlah orang yang kami akan layani juga semakin banyak,” kata Puan.
