TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bercerita kerusakan terumbu karang di Raja Ampat menyita perhatian cucunya yang baru berusia 9 tahun. Cucunya mengetahui bahwa perbaikan terumbu karang dan koral yang rusak memakan waktu hingga ratusan tahun.
“Kemarin pagi cucu saya yang berumur sembilan tahun menemui saya. Dia mengatakan, Opung tahu, saya punya formula untuk masalah ini. Butuh waktu sekitar 50 tahun untuk membuat koral tumbuh. Bahkan perlu 100 tahun untuk mengembalikannya,” ujar Luhut menirukan perkataan cucunya, yang ia ucapkan dalam bahasa Inggris, di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jumat, 24 Maret 2017.
Baca: Mirip Raja Ampat, Terumbu Karang Karimunjaya Dirusak Kapal
Dari pembicaraan dengan cucunya Luhut mengatakan, seorang anak kecil telah mengetahui betapa besar kerugian yang timbul jika diperhitungkan secara materi. Karena itu, ia mendorong agar permasalahan terkait kerusakan Raja Ampat segera diselesaikan.
Hari ini, Jumat 24 Maret 2017, Menteri Luhut akan menerima laporan dari tim gabungan yang terdiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemenko Kemaritiman, KLHK, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung serta Polri.
Baca: Reportase Tempo ke Raja Ampat: Terumbu Karang Hancur ...
Tim tersebut sebelumnya telah berangkat ke kawasan Konservasi Raja Ampat melakukan observasi dan menghitung secara lebih detail nilai kerusakan terumbu karang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan, serta peninjauan aspek hukum berdasarkan peraturan dan perundang-undangan terkait seperti UU Lingkungan Hidup, UU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (PWP3K) dan UU Perikanan.
Baca: Terumbu Karang Raja Ampat, Ini Kesepakatan dengan Pemilik Kapal
“Mengenai Raja Ampat, memang oleh pak Havas (Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Arif Havas Oegroseno) ketika ada kejadian saya sudah dilapori dan kami langsung betindak, dan kami sudah mengidentifikasi masalahnya, sudah membuat laporannya,” kata Luhut.
Kandasnya Kapal Pesiar MV. Caledonia Sky terjadi pada Sabtu, 4 Maret lalu sekitar pukul 12.41 WIT di sekitar Pulau Manswar Distrik Meos Manswar, Kabupaten Raja Ampat. Jumlah kru kapal 79 personel dan penumpang 102 dari berbagai negara.
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL), Brahmantya Satyamurti, informasi sementara kandasnya Kapal Pesiar MV Caledonian Sky diduga akibat nahkoda hanya memonitor GPS dan radar tanpa memperhitungkan pasang surut (keadaan alam). Padahal sebenarnya posisi labuh kapal tidak sesuai dengan topografi perairan dangkal.
DESTRIANITA