TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggarap pembangunan kabel listrik bawah laut berkapasitas 20 kilovolt (kV) dari Lombok ke Gili Gede, Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon Masri mengatakan kabel listrik bawah laut sepanjang 2,4 kilometer sirkit (kms) akan dibangun untuk mengalirkan listrik ke pulau tersebut.
Machnizon mengatakan jaringan proyek berinvestasi Rp 23 miliar ini akan terkoneksi dengan sistem kelistrikan Lombok. “Ini kebutuhan, rasio elektrifikasi harus terus ditingkatkan,” ucapnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017.
Baca: Pembangunan PLTA Terbesar di RI Molor, Apa Dampaknya?
Rencananya, pembangunan kabel listrik bawah laut ditargetkan selesai pada Desember 2017. Menurut catatan PLN, hingga akhir 2016, rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Barat mencapai 77,68 persen dari target 75,9 persen. Hingga 2019, PLN menargetkan rasio elektrifikasi Nusa Tenggara Barat mencapai 88,5 persen. PLN mengupayakan rasio elektrifikasi telah mencapai 95 persen pada 2019.
Baca: Kontrak Jual Beli Gas Pembangkit Jawa 1 Ditunda
Machnizon menjelaskan, Gili Gede, yang masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan pembudi daya ikan, menjadi bagian dari tujuan wisata di Nusa Tenggara Barat. Beberapa penduduk, kata dia, memiliki homestay bagi wisatawan luar negeri dan menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Selain kebutuhan listrik penduduk Gili Gede, kata dia, kabel bawah laut ini membuat listrik di Gili Gede cukup untuk bisnis pariwisata. Ini akan membuat investor mengatasi masalah listrik di Gili. “Potensi wisata Gili Gede ini bagus. PLN akan mendukung ketersediaan listrik di sana agar pariwisata di sana semakin maju,” kata Machnizon.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPT-SP) Nusa Tenggara Barat H. Lalu Gita Aryadi menyatakan dukungannya terhadap pembangunan kabel bawah laut di Gili Gede. Ia menilai pembangunan kabel laut ini akan meningkatkan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat.
“Listrik ini penting untuk percepatan realisasi investasi, sehingga ekonomi masyarakat sekitar bisa meningkat, juga angka kemiskinan berkurang,” kata Lalu Gita.
ARKHELAUS W.