TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan
indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan dalam rentang terbatas di perdagangan awal pekan ini. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 5.500-5.560.
David mengatakan, pekan ini, sejumlah saham emiten BUMN memasuki masa cum dan ex dividend. "Masa ini bisa memicu volatilitas pergerakan harga sahamnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Maret 2017.
Baca Juga: IHSG Diperkirakan Tertekan di Awal Pekan
Selain isu positif individual dan rendahnya risiko capital outflow, sentimen positif turut
ditopang penguatan lanjutan sejumlah harga komoditas logam akhir pekan lalu di pasar internasional. Harga nikel dan timah merupakan dua di antaranya yang mengalami rebound.
IHSG akhir pekan lalu melanjutkan tren bullish meskipun diwarnai aksi ambil untung. IHSG tutup menguat 22,191 poin atau 0,4 persen di 5.540,43. Level tersebut merupakan posisi penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
Penguatan IHSG didorong derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar saham. Pembelian bersih asing akhir pekan lalu mencapai Rp 2,5 triliun. Asing terutama menyasar saham-saham big-caps yang memiliki isu individual positif, seperti besarnya pembagian dividen tunai. Aksi beli juga mengangkat sejumlah saham berbasis komoditas seiring menguatnya kembali harga komoditasnya.
Simak: Dalam Sepekan, IHSG Menguat 2,78 Persen
Arus dana asing yang masuk deras ke pasar saham turut ditopang spekulasi kenaikan tingkat rating Indonesia menjadi Investment Grade oleh S&P tahun ini. Salah satunya karena kemajuan reformasi perpajakan yang telah dilakukan pemerintah.
Nilai transaksi di pasar reguler akhir pekan lalu mencapai Rp 10,2 triliun. Nilainya melonjak dibanding rata-rata harian pekan kemarin yang mencapai Rp 6 triliun.
Selama sepekan kemarin, IHSG menguat 2,8 persen setelah pada pekan sebelumnya bergerak flat. Penguatan IHSG seiring tren bullish pasar saham global dan emerging market. Indeks MSCI Emerging Market sepekan kemarin menguat 4,3 persen. Sedangkan indeks MSCI All Country World menguat 1,3 persen.
VINDRY FLORENTIN