Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Minyak Dunia Kembali Tertekan Karena Ini

image-gnews
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, mengatakan sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunga, serta langkah Bank Indonesia yang memangkas suku bunga tergerus oleh sentimen harga minyak mentah dunia. TEMPO/Tony Hartawan
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, mengatakan sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunga, serta langkah Bank Indonesia yang memangkas suku bunga tergerus oleh sentimen harga minyak mentah dunia. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Prospek harga minyak dunia bisa kembali menanjak setelah Organization of the Petrolium Exporting Countries (OPEC) memangkas produksi demi menstabilkan harga pada akhir tahun lalu.


Namun, kondisi pasar fisik minyak dunia disebut masih mengalami penumpukkan pasokan yang membuat tren harga minyak saat ini cenderung tertekan.

 

Managing Director dari konsultan Petromatrix GmbH, Oliver Jakob, mengatakan, kondisi pasar fisik minyak sampai saat ini tidak benar-benar terjadinya pengurangan pasokan maupun kenaikan permintaan yang tinggi.

Baca : Dolar AS Melemah, Dorong Naik Harga Minyak Dunia 


 

“Pemangkasan produksi yang dilakukan OPEC memang sudah cukup baik agar kelebihan pasokan yang terjadi dalam tiga tahun ke belakang tidak terulang. Namun, tidak cukup memberikan dorongan untuk harga minyak kembali pada kisaran US$60 sampai US$70,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Sabtu 18 Maret 2017.

 

Tanda-tanda kelebihan pasokan kembali mulai terlihat pada kawasan Eropa, Afrika Barat, dan Amerika Serikat (AS) yang membuat harga minyak Brent cenderung melemah. Adapun, saat ini, di Afrika Barat, penjualan minyak justru cenderung lebih lambat dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

 

Lalu, di Amerika Serikat, antara wilayah produksi minyak dan tempat penyimpanan mengalami limpahan pasokan yang sangat besar.

 

Dari segi nilai transaksi kontrak berjangka jangka panjang untuk harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent, pada 23 Februari 2017 sempat mencatatkan nilai tertinggi sejak akhir tahun lalu OPEC mengumumkan rencana pemangkasan produksi yakni senilai US$ 56 miliar, tetapi pada 24 Februari 2017 nilai itu langsung menciut menjadi US$ 49,3 miliar.

 

Aksi jual pada pasar berjangka itu memperkuat kondisi pasar fisik yang kembali mengalami pasokan yang berlimpah.

 

Dominic Haywood, analis Energy Aspect Ltd., mengatakan, pasar minyak kembali membutuhkan harga yang lebih rendah setelah sejak tahun lalu Amerika Serikat (AS) mulai membuka keran ekspor minyaknya.

 

“Permintaan dari Afrika Barat melemah karena harus bersaing dengan AS dalam menjual minyaknya ke Asia,” ujarnya.

 

Pasanya, walaupun OPEC sudah memangkas produksi, tetapi pengeboran shale oil AS justru digenjot dan membuat persaingan memperebutkan pasar kian ketat.

 

Dari data Energy Information Administration (EIA)AS sampai 15 Maret 2017, produksi minyak Negeri Paman Sam melonjak mendekati level tertinggi sejak Februari 2016 yakni pada level 9,1 juta barel per hari. Tingkat produksi itu meningkat 1,82 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu.

 

Di sisi lain, pasokan minyak AS juga terus menumpuk, sampai data 15 Maret 2017 disebutkan pasokan minyak AS meningkat 9,32 persen menjadi 528,15 juta barel.

 

Pada perdagangan akhir pekan ini, harga minyak WTI mencatatkan kenaikan sebesar 0,06 persen menjadi US$ 48,78 per barel, sedangkan untuk harga minyak Brent mengalami kenaikan tipis sebesar 0,04persen menjadi US$51,76 per barel.

 

Sepanjang bulan berjalan ini, harga minyak WTI sudah melemah sebesar 9,38 persen, sedangkan harga minyak Brent turun sebesar 8,16p ersen.   

 

BISNIS

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

5 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

5 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

6 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

6 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.


Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?


Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?


Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu 3 September 2022. Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.


Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

27 Mei 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 76,95 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Bagaimana rinciannya dan apa penyebab kenaikannya?