TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan melanjutkan penguatan. Meski demikian, pasar harus mewaspadai jika terjadi aksi ambil untung mengingat Indeks memasuki area jenuh beli atau overbought.
Kepala riset dari Bina Artha Securities, Reza Priyambada, mengatakan, pada hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak menguat di kisaran support 5.538 dan resisten 5.558.
"Pada perdagangan hari ini, semoga penguatan IHSG tidak digunakan untuk aksi ambil untung. Sepanjang IHSG dapat bertahan di atas area terendah 5.490, IHSG tetap berpotensi melanjutkan penguatan," ujar Reza dalam pesan tertulis, Jumat.
Baca:
Pasca Fed Rate Naik, IHSG Berpotensi Menguat
BI Pertahankan Repo Rate Tetap, Ini Alasannya
Menurut Reza, secara psikologis, pelaku pasar menganggap risiko ketidakpastian menjadi berkurang dengan hasil keputusan The Fed, yang menaikkan suku bunga FFR (Fed Fund Rate) 25 basis poin. Di sisi lain, turunnya indeks dolar Amerika dan imbal hasil obligasi Amerika turut membantu pergerakan positif di hampir seluruh pasar keuangan. "Seperti biasanya pula, di mana ada sentimen positif, maka saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggeraknya," tutur Reza.
Ia menambahkan, tidak seperti biasanya pelaku pasar cenderung bersikap skeptis menjelang pertemuan FOMC seiring dengan belum jelasnya arah The Fed. Namun kali ini, adanya pertemuan The Fed dan dihasilkan keputusan menaikkan tingkat suku bunganya mampu memberikan sentimen positif.
Simak:
Jadi Bos Baru, Elia Akan Evaluasi Kinerja Internal Pertamina
BI : Rasio Likuiditas Perbankan 21,8 Persen pada Januari 2017
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat menyentuh level tertingginya, naik 85,86 poin atau 1958 persen ke level 5.518,24. Terakhir, level tertinggi IHSG terjadi pada 11 November 2016.
"Kekhawatiran kami tidak terbukti, di mana IHSG tetap dapat menguat meski terdapat sentimen kenaikan suku bunga The Fed. Bahkan IHSG dapat menyentuh level tertinggi," tutur Reza.
Adapun pada perdagangan kemarin, investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau nett buy Rp 1,84 triliun. Angka ini naik dibanding sebelumnya, yang mencatatkan nett buy Rp 229,17 miliar.
DESTRIANITA