TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia akan menyetorkan modal tahap kedua untuk proyek kereta api cepat lintas Jakarta–Bandung senilai Rp 950 miliar pada tahun ini.
Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, penyetoran modal ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) itu dilakukan setelah memperoleh pendapatan dari aset perseroan. “Ya optimalisasi aset, kalau dapat, kita setorkan,” katanya di Jakarta, Rabu, 15 Maret 2017.
PSBI adalah konsorsium BUMN yang terdiri atas PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memiliki 38 persen saham, PT KAI menguasai 25 persen, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII 25 persen, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 12 persen.
PSBI menguasai 60 persen saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang menggarap kereta api cepat lintas Jakarta-Surabaya, sedangkan 40 persen saham dimiliki China Railway Int. Co. Ltd. Didiek menjamin penyetoran modal kepada PSBI akan dilakukan pada 2017. Optimalisasi aset yang dimiliki perusahaan untuk dikerjasamakan dengan pihak ketiga, paparnya, umumnya dibayar di depan.
Saat ini, operator kereta api milik negara tersebut menguasai aset hingga 325 juta m2. “Tahun ini, dari Januari—Desember ,” ujar Didiek.
Perseroan dalam proses kesepakatan kerja sama dengan beberapa perusahaan untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki PT KAI. Beberapa perusahaan yang menjajaki kerja sama dengan PT KAI seperti WIKA, PT Pembangunan Perumahan Tbk., dan Perum Perumnas.
Tanpa menyebutkan dengan terperinci, Didiek mengungkapkan bahwa salah satu aset yang akan dikerjasamakan adalah lahan yang ada di kawasan Stasiun Manggarai. Dia menjamin pihaknya tidak akan menggunakan dana operasional untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu anggota perusahaan konsorsium di PT PSBI. Didiek juga menyatakan pihaknya tidak akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam waktu dekat.
“Kita cari hasil aset dulu, dong. Kan kita menyetor bukan dari operasional tapi dari aset, dari optimalisasi aset,” ujar Didiek.
Sebelumnya, Didiek mengungkapkan pihaknya telah menyetorkan kewajiban di PSBI pada tahap pertama sebesar Rp478 miliar. Setoran dana yang dilakukan pada tahap pertama tersebut berasal dari pinjaman. Dia menyatakan dana yang telah disetorkan oleh BUMN yang tergabung dalam konsorsium PSBI dapat digunakan oleh KCIC untuk melakukan pembebasan tanah.
PT Perkebunan Nusantara (PN) VIII sebagai salah satu bagian perusahaan konsorsium PSBI, paparnya, melakukan setoran dalam bentuk aset yakni tanah. Dia menambahkan tanah PT PN VIII tersebut akan dihitung sebagai modal saham.
Lihat:
OJK Meminta Bank Genjot Penagihan Kredit Bermasalah
Soal Dirut Pertamina yang Baru, Ini Jawaban Menteri Rini
Direksi BRI Baru Diharapkan Perkuat Digitalisasi Perbankan
Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan menyatakan pihaknya tidak bisa mengomentari rencana PT KAI yang akan menyetorkan modal untuk PSBI setelah memperoleh pendapatan dari optimalisasi aset. “Mohon maaf, saya tidak bisa comment terhadap hal-hal yang saya tidak tahu,” katanya.
Saat mengunjungi proyek KA Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada Minggu, 12 Maret 2017, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menyatakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta—Bandung sedang menunggu revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional.
Menurut Hanggoro, revisi RTRW Nasional belum selesai lantaran RTRW wilayah kabupaten juga belum direvisi. Penyelesaian rencana tata ruang wilayah nasional kemungkinan selesai pada akhir bulan ini.
KCIC telah menerima izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum untuk trase jalur kereta api cepat antara Jakarta dan Bandung segmen CAK10+000 sampai dengan CK142+100, DCK140+850 sampai dengan DCK145+250 dan YDCK140+850 sampai dengan YDCK142+966.716 telah diperoleh pada tanggal 24 Agustus 2016 dengan No.KA.405/SK.197.1/DJKA/ IX2016.