TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Repo Rate di level 4,75 persen meskipun Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan tadi malam. BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Maret 2017 pada siang hari ini.
Ekonom Bahana Sekuritas, Fakhrul Fulvian, mengatakan BI belum perlu merespons kenaikan Fed Fund Rate dengan serta-merta menaikkan 7 Days Repo Rate. Pasalnya, inflasi di dalam negeri diperkirakan masih akan berada dalam target BI antara 4 plus minus 1 persen sepanjang tahun ini meskipun masih dibayangi rencana pemerintah menaikkan kembali tarif listrik.
''Kenaikan suku bunga The Fed kali ini tidak akan terlalu membahayakan pasar dan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,'' kata Fakhrul dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2017.
Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga, Analis Saham: Tak Perlu Panik
Menurut dia, arus modal ke pasar obligasi juga diperkirakan masih akan mengalir seiring dengan ekspektasi adanya kemungkinan S&P menaikkan rating investasi Indonesia dalam waktu dekat.
Fakhrul berujar fundamental Indonesia yang masih menunjukkan pemulihan ekonomi juga tercermin pada stabilitas nilai tukar rupiah serta perbaikan neraca perdagangan dan perekonomian, yang diperkirakan belum akan tumbuh signifikan pada kuartal pertama 2017. "Hal ini akan menjadi pertimbangan utama bank sentral dalam mempertahankan suku bunga tetap sebesar 4,75 persen pada bulan ini," ujarnya.
Simak: The Fed Naikkan Suku Bunga untuk Menahan Inflasi
Fakhrul melanjutkan, hingga akhir tahun lalu, kredit perbankan juga masih tumbuh hingga 7,9 persen (year on year). Dan tahun ini pertumbuhan kredit perbankan ditargetkan mencapai 10-12 persen.
Fakhrul menambahkan, untuk mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit, BI sebenarnya sudah bisa mengeluarkan aturan yang lebih rinci tentang rencana pembayaran giro wajib minimum (GWM) secara rata-rata atau teknikal atau disebut GWM Averaging. "Sehingga bank lebih fleksibel dalam mengatur likuiditasnya," kata dia.
Simak: Hari Ini RUPS Pertamina, di Sini Direktur Utama Baru Diputuskan
Perbankan yang lebih aktif menyalurkan kredit, kata Fakhrul, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI memperkirakan ekonomi domestik masih dapat tumbuh di kisaran 5-5,4 persen sepanjang tahun ini.
GHOIDA RAHMAH