TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan berharap Total E&P Indonesie melanjutkan investasinya dengan tetap bermitra dengan PT Pertamina (Persero) di Blok Mahakam setelah kontrak berakhir pada akhir tahun ini. Pemerintah berharap keikutsertaan Total dapat menjaga produksi.
"Saya sudah bilang dengan Total, bicara dengan Pertamina dan SKK Migas. Pertamina bisa menawarkan share down 39 persen saham maksimum," ujar Jonan saat berkunjung ke Terminal Senipah, Kalimantan Timur, Jumat, 10 Maret 2017.
Dia berharap produksi Blok Mahakam bisa dipertahankan sekalipun usia sumurnya tidak muda lagi. Blok ini memproduksi minyak dan gas bumi melalui Lapangan Bekapai sejak 1974.
Baca: Kereta Bandara Segera Selesai, Berapa Harga Tiketnya?
Jonan juga memperbolehkan Pertamina menjadi operator bersama Total. "Kalau mau, Total menawarkan, mau operator bersama atau operatornya dilanjutkan Total, dan sebagainya. Orang-orangnya juga saya kira tidak akan diganti."
Presiden Direktur Total Indonesie Arividya Noviantor menyatakan perusahaannya belum memutuskan keikutsertaannya di Blok Mahakam. "Belum diputuskan," ujar Arividya kepada Tempo.
Jonan juga menyebut Pertamina harus menjual 10 persen kepemilikan Blok Mahakam kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Nomor 37 Tahun 2016, operator blok dapat menalangi biaya perolehan saham pemerintah daerah dengan bunga nol persen. Pemerintah provinsi dapat mencicil utang dengan pendapatan bagi hasil migas. "Sepuluh persen sahamnya (Pertamina) ke pemerintah daerah," ujarnya.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek, pada akhir Januari lalu, menyatakan minatnya mengambil saham tersebut. Kepemilikan nantinya diserahkan kepada PT Migas Mandiri Pratama, perusahaan milik pemerintah Kalimantan Timur. "Kami sudah cukup 10 persen saja karena kami masih butuh uang untuk blok-blok migas lain," katanya.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP/WP&B) 2017, Pertamina bakal mengucurkan duit US$ 187 juta untuk pengeboran 19 sumur. Perusahaan bakal menyiapkan fulus sekitar US$ 1,25 miliar.
Baca: Menhub Yakin Stasiun Bandara Soekarno-Hatta Rampung Juni
Namun pengeboran tetap dilaksanakan oleh Total selaku operator. Rencana tersebut diterapkan melalui amendemen kontrak kerja sama Mahakam antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Total tahun lalu.
Total bakal berinvestasi sekitar US$ 1 miliar tahun ini. Kucuran duit hanya dipakai untuk pengeboran enam sumur. Anggaran sisanya digunakan untuk biaya perawatan lapangan. Total memprediksi produksi gas tahun depan diperkirakan 1,4-1,5 triliun kaki kubik. Rencana itu menurun dari target produksi tahun ini sebesar 1,7 triliun kaki kubik.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam optimistis investasi Pertamina yang lebih dini di Blok Mahakam bisa menahan laju penurunan produksi. Pengeboran sumur baru bakal berjalan mulai kuartal kedua, sehingga produksi gas bisa dimulai tahun depan. "Semua orang bilang Mahakam aja yang katanya akan anjlok. Ternyata enggak, biasa-biasa saja," tuturnya.
ROBBY IRFANY