TEMPO.CO, Kuta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah tak main-main saat menyatakan rencana membangun infrastruktur. Sebabnya, infrastruktur Indonesia sudah tertinggal. Dia mengatakan infrastruktur menjadi titik lemah Indonesia dalam berbagai survei mengenai bisnis. "Karena infrastruktur Indonesia sudah bukan kurang lagi, tapi tertinggal," kata dia dalam acara Underwriting Network di Kuta, Bali, Jumat, 10 Maret 2017.
Untuk mengatasi kekurangan di sektor infrastruktur, Bambang mengatakan investor sering harus mengeluarkan dana lebih dari perkiraan. Ia mencontohkan, pabrik yang memerlukan listrik stabil tapi ternyata pasokannya tidak stabil. Pengusaha pun kemudian terpaksa harus membeli genset dan menyiapkan dana untuk memasok bahan bakar genset.
Baca: Pemerintah Buka Kesempatan Investasi di Nusakambangan
Selain alasan ketertinggalan, Bambang mengatakan pembangunan infrastruktur penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dijaga untuk selalu tumbuh 5 persen. Namun jumlahnya dinilai belum cukup.
Bambang mengatakan masih ada kemiskinan sebesar 10 persen di Indonesia. Selain itu, tingkat pengangguran saat ini mencapai 5 persen. "Untuk menghilangkan pengangguran dan kemiskinan itu, pertumbuhan ekonomi harus lebih besar lagi," kata dia.
Sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa diandalkan adalah keuntungan dari pembangunan infrastruktur. "Karena pembangunan infrastruktur memberikan multiplier effect," katanya.
Baca: Produk Olahan Ikan Indonesia Diyakini Tembus Pasar Arab Saudi
Namun kebutuhan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah sejak 2015 hingga 2019 membutuhkan dana hampir Rp 4.700 triliun. Bambang memprediksi dana dari anggaran pendapatan belanja negara dan daerah hanya mampu menyumbang 40 persen dari total dana. Sedangkan kontribusi badan usaha milik negara hanya 22 persen. Sisanya, kata Bambang, harus mengandalkan dukungan sektor swasta.
Bambang mengatakan peran swasta sangat dibutuhkan. "Swasta harus ada dalam pembiayaan atau berpartisipasi di dalam infrastruktur," katanya.
VINDRY FLORENTIN