TEMPO.CO, Makassar - Harga cabai rawit di Pasar Tradisional Makassar masih “pedas”. Hingga kini, harga cabai masih berkisar Rp 120 ribu-Rp 140 ribu per kilogram. “Kenaikan harga cabai ini sudah lama, sejak awal Januari lalu. Padahal normalnya itu Rp 35 ribu-45 ribu per kilogram," kata Asmira, 35 tahun, salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Panakkukang, Makassar, saat ditemui, Kamis, 9 Maret 2017.
Asmira mengatakan kenaikan harga cabai ini berlaku di semua pasar tradisional. Pedagang mengambil pasokan cabai dari Pasar Sungguminasa, Kabupaten Gowa, yang harganya juga melambung tinggi, mencapai Rp 120 ribu per kilogram. "Katanya karena stok kurang, sehingga harga cabai mahal. Jadi saya jual lebih mahal lagi, 15 biji itu Rp 5.000," ucapnya.
Baca: Australia Tawarkan Rute Penerbangan Indonesia-Christmas Island
Selain itu, kata Asmira, kenaikan harga cabai juga berdampak pada pemasukan karena pembeli jarang ingin membelinya. Akibatnya, penjualannya pun menurun. Jika dulu biasanya dia mampu menjual 5 kilogram cabai dalam sehari, kini 2 kilogram cabai baru habis terjual dalam dua hari. "Semenjak harganya naik, kurang sekali pembeli," ujarnya.
Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Terong Makassar, Samsinar, 34 tahun, mengungkapkan, harga cabai memang sudah melambung tinggi sejak dua bulan lalu. Dia membanderol harga jual cabai Rp 120 ribu per kilogram. "Kenaikan harga cabai ini karena pasokan yang kurang dari daerah-daerah karena cuaca buruk," katanya.
Baca: Pemerintah Jalankan Kebijakan Subsidi Listrik Awal 2017
Hal yang sama juga terjadi di Pasar Pa'baeng-baeng. Harga cabai bahkan mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Seorang pedagang di Pasar Pa’baeng-baeng, Suharni, 30 tahun, mengatakan harga cabai mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Menurut dia, itu terjadi lantaran menipisnya pasokan dari sejumlah daerah, seperti Kabupaten Gowa, Jeneponto, dan Takalar. "Tapi saya ambil cabai ini di Pasar Terong," ucapnya.
DIDIT HARIYADI