TEMPO.CO, Jakarta - Hasil investasi industri asuransi jiwa menurun tajam pada Januari 2017 di tengah meningkatnya pendapatan premi dan laba setelah secara signifikan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang statistik asuransi per Januari 2017 menunjukkan pendapatan premi sektor asuransi jiwa tercatat senilai Rp 12,18 triliun. Pendapatan premi itu bertumbuh 37,07 persen (year-on-year/yoy). Pada Januari 2016 realisasinya hanya mencapai Rp 8,89 triliun.
Akumulasi laba setelah pajak sektor asuransi jiwa bahkan melonjak sekitar 212,06 persen (yoy) menjadi Rp 880 miliar pada awal tahun ini. Pada Januari 2016, total laba setelah pajak sektor ini tercatat hanya sebesar Rp 282 miliar.
Baca: Kuartal IV 2016, Premi Asuransi Naik 29,8 Persen
Padahal, pada Januari 2017, akumulasi hasil investasi asuransi jiwa anjlok hingga 69,30 persen (yoy). Jika pada bulan yang sama tahun lalu realisasinya mencapai Rp 2,90 triliun, pada awal tahun ini hasil investasi hanya mencapai Rp 891 miliar.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai, pada awal tahun, volatilitas pasar modal memang cukup mempengaruhi kinerja imbal hasil sejumlah instrumen yang dominan dimanfaatkan pelaku asuransi jiwa. Meningkatnya sentimen ketidakpastian pada ekonomi, baik global maupun nasional, pasca-terpilihanya Donald J. Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menjadi faktornya.
Baca: Diresmikan, PT AJB Lanjutkan Kerja Bumiputera
Kondisi itu, ujar Togar, menyebabkan peningkatan aliran dana yang besar ke luar negeri atau foreign capital outflow. “Januari ada foreign capital outflow yang membuat pasar modal agak terkoreksi di pasar modal dan berpengaruh pada return,” katanya kepada Bisnis, Rabu, 8 Maret 2017.
Selain itu, Togar mengatakan, pada awal tahun ini pelaku asuransi jiwa cenderung menata kembali portofolio investasinya. Penyebabnya antara lain rencana Federal Reserve menaikkan suku bunga beberapa kali pada tahun ini.
Di sisi lain, menurut Togar, peningkatan pendapatan premi pada awal tahun ini terkait dengan upaya pelaku industri menggeber pemasaran melalui berbagai lini pemasaran. Apalagi umumnya pada awal tahun ada penambahan agen baru dalam jumlah signifikan, pembukaan kerja sama baru, baik dalam bentuk bancassurance, finansurance, maupun dengan lembaga usaha lain. “Kenapa digeber di awal tahun, yaitu agar agen semangat. Maintain semangat,” ujarnya.
Direktur Utama PT Capital Life Indonesia (Capital Life) Antony Japari menjelaskan, hingga akhir Februari 2017 pihaknya telah mampu membukukan pendapatan premi senilai Rp 600 miliar. Realisasi itu mencapai 20 persen dari total target pendapatan premi Perseroan sepanjang tahun ini, yakni senilai Rp 3 triliun.