TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah maskapai berencana menambah frekuensi penerbangan ke Arab Saudi menyusul kesepakatan kedua negara untuk membuka akses tanpa batas. Indonesia dan Arab Saudi sepakat membuka akses tanpa batas maskapai penerbangan masing-masing negara. Penerbangan tanpa batas buat maskapai asal dua negara ini berlaku untuk lima kota di Indonesia dan Arab.
Juru bicara Garuda, Benny Butarbutar mengatakan, perseroan juga sedang mengkaji rencana tambahan penerbangan ke Arab menyusul kesepakatan kedua negara. Namun Benny mengakui Arab sebagai salah satu target perluasan pasar Garuda. “Strategi ekspansi Garuda memang menargetkan kawasan Timur Tengah,” kata Benny saat dihubungi, Rabu, 8 Maret 2017.
Sriwijaya Air juga berencana terbang ke Jeddah mulai tahun ini. Akhir tahun lalu, Presiden Sriwijaya Air Group Chandra Lie mengatakan penerbangan ke Arab menunggu kedatangan pesawat baru Sriwijaya. “Awalnya, kami berencana memulai penerbangan umrah pada Desember 2016. Namun kami masih menunggu pesawatnya yang baru datang 2017,” kata Chandra. Sriwijaya akan mengoperasikan penerbangan umrah dengan Boeing 777-300 ER sebanyak delapan kali dalam sepekan.
Sebelum kesepakatan ini, penerbangan kedua negara bersifat resiprokal alias timbal-balik yang setara. Sebelumnya, maskapai-maskapai Indonesia mendapat jatah 35 frekuensi penerbangan ke Arab dalam sepekan, begitu pun sebaliknya.
Selain membuka tanpa batas penerbangan di lima kota, Indonesia juga menambah penerbangan dari dan ke Arab untuk tiga kota, yaitu Palembang, Solo, dan Palembang. Namun berbeda dengan lima kota sebelumnya yang dibuka tanpa batasan frekuensi, tiga kota itu masih terbatas tujuh penerbangan per pekan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan masing-masing maskapai bisa melayani penerbangan tanpa batas ke Arab Saudi dan Indonesia. "Sekarang sepuasnya, semampunya maskapai," ujar Agus di Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Lima kota yang bebas diterbangi maskapai Arab, yaitu Medan, Makassar, Surabaya, Denpasar, dan Jakarta. Sedangkan lima kota di Arab yang bebas diterbangi maskapai Indonesia, yakni Jeddah, Madinah, Riyadh, Dammam, dan Thaif.
Khusus untuk Thaif, penerbangan masih dibatasi maksimal 7 penerbangan dalam sepekan dengan alasan kesiapan Bandar Udara Thaif. “Garuda Indonesia sudah mengajukan izin untuk tambah frekuensi penerbangan,” kata Agus.
Baca: Arab Saudi-Indonesia Sepakati Penerbangan Unlimited
Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Maryati Karma mengatakan kesepakatan itu sudah berlaku efektif sejak 27 Januari lalu. Kesepakatan diperkuat dengan kedatangan Raja Salman ke Indonesia awal Maret ini. “Kesepakatan ini berlaku sampai ada perubahan lagi,” kata Maryati.
Maryati mengatakan, sejumlah maskapai Arab yang berminat menambah frekuensi penerbangan dari dan ke Indonesia adalah maskapai pemerintah Arab, Saudi Arabian Airines, dan Flynas, maskapai penerbangan murah dari Arab. Sedangkan untuk Indonesia di antaranya maskapai-maskapai yang sudah mengoperasikan penerbangan umrah, seperti Garuda, dan maskapai yang akan membuka rute umrah. “Arab menunjuk maskapai yang akan terbang ke sini. Sementara Indonesia bebas, ada lima maskapai,” kata Maryati.
Sejumlah maskapai penerbangan nasional yang telah membuka penerbangan umrah, di antaranya Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, dan AirAsia. Citilink mengoperasikan tiga penerbangan dalam sepekan dari Jakarta ke Jeddah menggunakan pesawat Airbus A320 pada periode Desember 2016-Juni 2017.
Lion punya 12 kali penerbangan dari Jakarta ke Jeddah dalam sepekan. Juru bicara Lion, Andy Saladin, mengatakan perusahaannya akan mengkaji kesepakatan dua negara tersebut. “Kami menyambut gembira keputusan ini dan akan mencermati peluang yang telah disiapkan pemerintah,” kata Andy saat dihubungi.
KHAIRUL ANAM