TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laba bersih tahun buku 2016 mencapai Rp 344,8 miliar. Angka tersebut melonjak 192,37 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya Rp 118,78 miliar.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengemukakan bahwa lonjakan laba itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan BEI yang sebesar 34,5 persen menjadi Rp 1,420 triliun. Sementara tahun 2015 pendapatan mencapai Rp 1,056 triliun.
Sepanjang tahun 2016 beban perusahaan mencapai Rp1,034 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 11,10 persen dibandingkan dengan beban usaha pada tahun sebelumnya. Meskipun begitu, BEI mampu membukukan pendapatan usaha lebih besar dari tahun sebelumnya naik sebesar 21,55 persen.
Hal itu terlihat dari kenaikan nilai rata-rata nilai transaksi harian BEI di tahun 2016 sebesar Rp7 ,49 triliun. “Jika dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp 5,76 triliun," ujar Tito Sulistio, Rabu, 8 Maret 2017.
Ke depan, kata Tito, BEI akan mengedepankan efektivitas serta efisiensi dalam menjalankan kegiatan. Hal itu di antaranya terlihat dari kegiatan memaksimalkan penggunaan ruang perkantoran yang saat ini diperuntukkan juga untuk ruang perkantoran anak perusahaan dan asosiasi serta penggunaan Main Hall BEI untuk penyelenggaraan sejumlh acara.
Tito menjelaskan, bahwa BEI tetap melakukan aktivitas pengembangan anggotanya dengan berbagai kegiatan diantaranya dukungan data center, jasa informasi, dan aktivitas sosialisasi pasar modal. Nilai kontribusi itu mencapai 30 persen dari keseluruhan beban pengembangan pasar modal.
"Kami berharap kinerja positif ini akan terus berlanjut sehingga dapat mewujudkan mimpi besar BEI untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang," ujar Tito.
Selain itu, kata Tito, BEI juga mengharapkan dapat memacu stakeholders dan pemerintah untuk bersama-sama mengembangkan pasar modal Indonesia sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. "Peran pasar modal akan menjadi strategis dalam hal pemerataan kepemilikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas.”
ANTARA