TEMPO.CO, Jakarta - Saudi Aramco berencana melepas sebagian sahamnya ke publik. Perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia dikabarkan akan melepas 5 persen sahamnya dengan estimasi nilai hasil penawaran umum perdana saham mencapai Rp US$ 100 miliar atau setara Rp 1.333 triliun. Nilai itu empat kali lebih besar dari IPO Alibaba yang sebesar US$ 25 miliar atau sekitar Rp 333,4 triliun.
Hingga kini nilai IPO Alibaba yang dilakukan pada 2014 silam merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal. Pekan ini Aramco menunjuk J.P Morgan, Morgan Stanley, dan HSBC sebagai penjamin emisi yang melakukan penawaran saham.
Baca : Aramco akan Catatkan IPO Terbesar di Dunia, Ini Rinciannya
Saudi Aramco merupakan badan usaha milik negara milik pemerintah Arab Saudi. Manajemen Aramco menargetkan IPO akan dilakukan tahun depan. “Kami masih melihat peluang IPO pada 2018 dan belum ada perubahan dalam rencana kami,” ujar CEO Aramco, Amin Nasser kepada CNNMoney dalam forum World Economic Forum di Davos, pada pertengahan Januari 2017 lalu.
Namun hingga kini belum jelas, di mana listing perdana saham Aramco akan dilakukan. Rumor yang beredar saham Aramco akan dicatatkan di Bursa Saham New York. Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Bursa Efek Singapura awal bulan ini juga dikabarkan melakukan pembicaraan dengan manajemen Aramco untuk listing sekunder. Namun pembicaraan itu masih sangat awal. Para pelaku pasar dan investor masih menunggu, kapan Aramco siap melantai di bursa saham.