TEMPO.CO, Jakarta - Saudi Aramco berencana melepas sebagian sahamnya ke publik. Majalah bisnis Forbes menobatkan Saudi Aramco sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia dengan produksi 12,5 juta barel per hari. Perusahaan membukukan pendapatan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun per hari. Pada 2015, perusahaan milik pemerintah Arab Saudi itu membukukan pendapatan US$ 478 miliar atau setara Rp 6.387 triliun dengan kurs Rp 13.362 per dolar Amerika Serikat.
Para pelaku pasar dan investor saat ini sedang menunggu realisasi penawaran umum perdana saham (IPO) yang akan dilakukan oleh Saudi Aramco. IPO yang diprediksi bakal memiliki nilai terbesar sepanjang sejarah bursa saham itu diprediksikan akan melampaui nilai IPO perusahaan-perusahaan asal Silicon Valley, Amerika Serikat.
Baca : Jual Saham Aramco, Arab Saudi Tak Lagi Andalkan Minyak
Nilai valuasi saham Saudi Aramco diperkirakan mencapai US$ 2 triliun atau sekitar Rp 26.675 triliun. Nilai itu lebih tinggi 57 persen dibandingkan valuasi saham ExxonMobil dan 29 persen dari Apple. Diperkirakan Aramco akan melepas 5 persen sahamnya yang senilai US$ 100 miliar atau setara Rp 1.333 triliun. Nilai itu empat kali lebih besar dari IPO Alibaba yang sebesar US$ 25 miliar atau sekitar Rp 333,4 triliun. Hingga kini nilai IPO Alibaba yang dilakukan pada 2014 silam merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal.