TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham saham Wall Street mengalami koreksi tadi malam, Selasa, 28 Februari 2017 waktu Indonesia, menjelang pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump di hadapan Kongres. Aksi ambil untung menjadi penyebabnya.
"Aksi ambil untung mengantisipasi keputusan Presiden Donald Trump menyampaikan rencana kebijakan pemotongan pajak," kata Analis First Asia Capital David Sutyanto seperti dilansir dalam keterangan tertulis hari ini, Rabu, 1 Maret 2017.
Indeks DJIA tercatat koreksi 0,12 persen dan tutup di 20.812,24 setelah menguat selama 12 sesi perdagangan terakhir. Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing koreksi 0,3 persen dan 0,5 persen di 2.363,64 dan 5.825,44.
Lihat juga:
Orang Terkaya Indonesia Minta Amnesti Pajak
Jual Saham Aramco, Arab Saudi Tak Lagi Andalkan Minyak
Jokowi Akan Rilis Perpu Keterbukaan Informasi Perpajakan
Sepanjang Februari, indeks DJIA menguat 4,7 persen. Sementara indeks S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 3,7 persen.
Baca Juga:
David mengatakan pasar Amerika juga akan dipengaruhi kemungkinan bank sentral Amerika, The Fed, menaikkan suku bunga acuan. "Data ekonomi Amerika yang keluar tadi malam semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan menaikkan tingkat bunganya pada pertemuan Maret ini," kata David.
Data pertumbuhan ekonomi Amerika pada kuartal IV 2016 yang dirilis tadi malam tercatat tetap di 1,9 persen (qoq). Angkanya berada di bawah perkiraan yaitu 2,1 persen. Namun belanja rumah tangga di Amerika tumbuh lebih tinggi yaitu 3 persen dari angka sebelumnya 2,5 persen. Indeks kepercayaan konsumen juga naik di 114,8 di atas perkiraan 111,3.
VINDRY FLORENTIN