TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh calon emiten tercatat sedang mengantre untuk mendapatkan izin pra-efektif penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dari Otoritas Jasa Keuangan.
Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat mengungkapkan, hingga semester I 2017, telah ada tujuh calon emiten yang siap menggelar IPO. Namun, tujuh perusahaan tersebut, tengah menanti izin pra-efektif dari OJK.
Salah satunya adalah PT Pelayaran Tamarin Samudra yang siap melepas sekitar 20 persen saham dalam aksi penawaran umum perdana saham.
Baca : Simak Rekomendasi Saham Emiten versi Indosurya
Calon emiten tersebut berencana melepas 20 persen dari total equity senilai Rp 251 miliar. "Nilai yang akan dilepas akan bergantung dari berapa kali price to book value," ungkapnya, Jumat, 24 Februari 2017.
Dia mengungkapkan, calon emiten itu bakal listing di pasar modal pada Mei 2017, menggunakan laporan keuangan Oktober 2016. Calon emiten ini bergerak di bidang penyewaan kapal penunjang dan lepas pantai.
Samsul mengungkapkan underwriter Pelayaran Tamarin Samudra yakni PT Investindo Nusa Sekuritas. Adapun tujuan calon emiten tersebut melakukan IPO yakni untuk memperkuat modal kerja.
Baca : Pekan Depan, IHSG Diperkirakan di level Resisten 5.412-5.428
Pada 2017, BEI menargetkan 35 emiten baru mencatatkan saham perdana di papan perdagangan bursa. Target tersebut lebih tinggi dari target yang dipasang OJK, yakni sebanyak 21 emiten.
Tercatat, dua perusahaan yang segera menggelar IPO, yakni perusahaan agen penjualan kendaraan bermotor yakni PT Bintraco Dharma dan juga PT Nusantara Pelabuhan Handal. Kedua calon emiten tersebut menggunakan laporan keuangan per 30 September 2016 sebagai dasar valuasi IPO saham.
Menurut Samsul, Bintraco Dharma akan melepas 20 persen saham ke publik dan berencana mendivestasikan saham ke investor tertentu. Perusahaan tersebut ialah agen penjual kendaraan bermotor roda empat yang beroperasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Baca : Sejak awal 2017, Investor Asing Jual Bersih Rp 334 Miliar
Adapun, perusahaan infrastruktur Nusantara Pelabuhan Handal akan melepas 20,5 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Selain itu, PT Garuda Indonesia Tbk. juga berencana untuk melepas 20 persen kepemilikan saham di PT Garuda Maintenance Facility melalui penawaran umum perdana saham pada semester II 2017.
Terpisah, analis PT Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan investor akan beli saham emiten yang baru listing, bila calon emiten terkenal dan memiliki sektor yang menarik.
BISNIS.COM