TEMPO.CO, Denpasar - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan sektor maritim Indonesia masih kurang tergali hingga saat ini. Sebagai negara dengan 70 persen wilayahnya perairan, kontribusi sektor maritim masih 20 persen dari GDP.
"Penyerapan tenaga kerja juga baru 11,38 persen," ujar Kalla saat membuka World Ocean Summit di Denpasar, Bali, 23 Februari 2017.
Baca: Lagi, 7 Perusahaan Investasi Bodong Ditutup OJK
Menanggapi kenyataan itu, kata Kalla, pemerintah akan berupaya mendorong keuntungan dari sektor maritim,salah satunya melalui blue economy. Blue economy adalah aktivitas ekonomi di sektor maritim yang bersifat berkelanjutan dan memanfaatkan sumber daya yang berada di sekitar laut.
Sebagai bukti, ucap Kalla, Indonesia sudah menyiapkan beberapa pilot project blue economy seperti Lombok Blue Economy Implementation Program. Program itu bekerjasama dengan FAO (Food and Agriculture Organization) yang ditargetkan bisa menyediakan 77 ribu lowongan pekerjaan baru serta pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun per tahun.
Kalla menambahkan Presiden Joko Widodo sudah menyiapkan roadmap ihwal pengembangan industri perikanan Indonesia. Dalam roadmap itu, industri perikanan akan ditetapkan sebagai salah satu industri maritim strategis Indonesia. Roadmap ini akan diikuti dengan sejumlah payung hukum untuk memastikan usaha di sektor maritim Indonesia tak terganggu dan bisa berkelanjutan.
"Visi Indonesia, sektor maritim Indonesia akan memiliki lima elemen yaitu keamanan maritim, diplomasi maritim, konektivitas maritim, budaya maritim, dan meningkatkan sumber daya maritim," ujar kalla.
Simak: Freeport Krisis, Jumlah Penumpang Garuda ke Timika Turun
Menurut Kalla, pengembanan sektor maritim ke depan juga akan melibatkan investor asing. Investor sangat dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur di sektor maritim. Misalnya untuk membangun pelabuhan, pembangkit energi, tempat pendingin, dan masih banyak lagi.
"Salah satu kelemahan Indonesia adalah efisiensi logistik dan infastruktur. Kami sangat menyambut semua negara (yang ingin berinvestasi)," ujar kalla sembari menegaskan tak menolak investasi dari Cina.
ISTMAN MP