TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu 2017 berada di kisaran 5,05 persen. "Tapi kajian terakhir kita mungkin agak lebih rendah dari itu," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, di GOR POPKI, Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Agus mengatakan itu dipengaruhi pengeluaran pemerintah. "Kita kan sama-sama tahu pengeluaran pemerintah di semester kedua 2016 ada konsolidasi," katanya. Padahal peran belanja pemerintah bagi pertumbuhan ekonomi sangat efektif.
Agus melanjutkan saat ini tantangan bagi pertumbuhan ekonomi juga masih harus memperhatikan kondisi global, di antaranya proses pemulihan perekonomian Eropa. Di antaranya adalah penyehatan ekonomi Yunani tidak seperti yang diharapkan.
"Mungkin lembaga internasional seperti IMF perlu memperhatikan karena ada kewajiban terkait, tapi kita juga mengikuti perkembangan di Prancis, Jerman, Italia," kata Agus. Terlebih negara-negara itu sedamg masuk periode pemilihan kepala negara.
Agus menuturkan perekonomian negara-negara itu cukup banyak menuju arah proteksionis. "Bahkan cenderung ke ekstrem kanan, sehingga perlu kita waspadai."
Dia menjelaskan yang dikhawatirkan dari kebijakan proteksionis itu dapat mengurangi komitmen persatuan ekonomi Eropa. Selain itu, kondisi perekonomian Amerika Serikat juga masih menjadi sentimen global. Ini terkait dengan kebijakan Presiden Donald Trump yang akan mengeluarkan kebijakan fiskal berupa pemotongan pajak dan pengeluaran infrastruktur yang lebih besar.
"Ada kemungkinan dia ingin deregulasi aturan pemerintah dan juga kegiatan perdagangannya sangat perlu diwaspadai," ucapnya.
GHOIDA RAHMAH