TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo menyoroti pasar-pasar tradisional yang belum terurus dengan baik. Jokowi lantas memerintahkan Kementerian Perdagangan, yang dipimpin Menteri Enggartiasto Lukita, dan instansi terkait memperbaiki pasar-pasar untuk rakyat tersebut.
“Supaya bisa menjadi tempat jual-beli yang bersih, tidak becek, tidak bau, ada tempat parkirnya,” kata Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, hari ini, Selasa, 21 Februari 2017.
Simak: Jokowi Minta Pegawai di Kementerian Ini Ajari Pedagang
Menurut Kepala Negara, perbaikan fisik pasar mesti disertai dengan perbaikan pengelolaannya. Jokowi pun memerintahkan instansi terkait untuk memberikan pelatihan pengelolaan keuangan dan stok barang serta pelayanan konsumen kepada para pedagang di pasar tradisional. “Rakyat kita, pedagang kecil, perlu bimbingan kita.”
Berpuluh tahun, Presiden Jokowi menjelaskan, pengelolaan pasar tradisional berikut pedagangnya tidak berubah. Itu terjadi karena pemerintah tidak memberi bimbingan kepada mereka. “Beri bimbingan manajemen, beri pelatihan bagaimana penataan barang dagangan,” ujar Jokowi.
Lihat juga: Mengancam ke Arbitrase, Hikmahanto: Freeport Arogan
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa banyak pasar baru tujuan ekspor yang potensial tapi belum digarap serius oleh Kementerian Perdagangan dan instansi-instansi terkait. “Pasar-pasar baru banyak sekali yang tidak pernah diurus, misalnya Afrika, padahal (negara) yang lain sudah masuk.”
Bahkan Jokowi memerintahkan Kementerian Perdagangan dan instansi terkait lainnya untuk tidak membiarkan pelaku usaha swasta menerobos sendiri ke pasar-pasar baru ekspor itu karena biayanya akan mahal. “(Di) negara lain, pasti negara dulu yang hadir, ada market intelligence yang dilakukan di sana. Setelah itu, negara masuk melihat,” katanya.
ANTARA