TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Februari 2017 akan berada di kisaran 0,35 persen secara month-to-month atau 3,95 secara year-on-year. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, tingkat inflasi tersebut cukup positif karena pada Januari lalu inflasi berada di level 0,97 persen.
"Tentu ini lebih baik karena pada Januari kita cukup khawatir dengan inflasi yang berada level tersebut," kata Agus saat ditemui di kompleks BI, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Februari 2017.
Baca Juga: Inflasi 2017, BI: Antisipasi Harga Pangan Bergejolak
Menurut Agus, masih terdapat pengaruh dari penyesuaian harga listrik pada inflasi bulan ini. Terdapat pula pengaruh bergejolaknya harga beberapa volatile food, seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. "Tapi, untuk daging ayam dan telur ayam, semuanya deflasi," ujarnya.
Januari lalu, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi sebesar 0,97 persen secara month-to-month atau sebesar 3,49 persen secara year-on-year. Inflasi tersebut terutama dipengaruhi barang yang harganya diatur pemerintah atau administered prices, yaitu berkontribusi sebesar 2,57 persen.
Simak: Kasus Bumiputera Bisa Memicu Moral Hazard, Ini Kata Pengurus
Komponen pengeluaran penyumbang inflasi tertinggi adalah kenaikan biaya perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK), surat izin mengemudi (SIM), dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB); penyesuaian harga bahan bakar minyak; serta kenaikan tarif listrik 900 VA.
ANGELINA ANJAR SAWITRI