TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, yang berbarengan dengan ratusan pilkada di daerah lain, digelar serentak besok, Rabu, 15 Februari 2017. Perhelatan ini diprediksi mempengaruhi sentimen di pasar keuangan serta investasi di sektor riil. "Banyak investor asing menunda investasinya, karena masih menunggu hasil pilkada," ujar Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, saat dihubungi Tempo, Selasa, 14 Februari 2017.
Josua mengatakan investor mengantisipasi dampak hasil pilkada terhadap rencana dan keberlangsungan bisnis ke depan. Selain itu, menurut dia, investor masih mengharapkan pelaksanaan pilkada dapat berjalan lancar. “Demikian juga dengan aksi-aksi demo yang berpotensi menghambat masuknya investasi asing," katanya.
Baca: Analis: Pilkada Tidak Pengaruhi Laju IHSG
Lebih lanjut, Josua berujar, dampak pilkada serentak tidak akan terlalu signifikan mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Namun, dia menuturkan, dampak pilkada akan terlihat pada peningkatan pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan LNPRT pada kuartal keempat 2016 mencapai 6,72 persen secara tahunan (yoy) atau tertinggi dalam komponen pengeluaran. "Peningkatan pertumbuhan LNPRT didorong oleh peningkatan kegiatan organisasi masyarakat dan partai politik untuk persiapan dan kampanye pilkada serentak," ucap Josua.
Baca: Perdagangan Mencurigakan, BEI Panggil Lima Sekuritas Asing
Pilkada DKI diikuti tiga pasangan calon yang memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur. Adapun pasangan nomor urut satu adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, lalu pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, serta pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno.
GHOIDA RAHMAH