TEMPO.CO, Balikpapan – PT Pertamina (Persero) akan menseragamkan harga bahan bakar minyak (BBM) di 15 lokasi kawasan terpencil di Kalimantan. Penyeragaman harga BBM seluruh wilayah ini menjadi instruksi presiden untuk dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.
Baca : Revisi UU Migas Diyakini Dongkrak Investasi di Sektor Hulu
“Sesuai instruksi presiden agar melakukan penyeragaman seluruh harga BBM di wilayah Indonesia,” kata Dian Hapsari Humas PT Pertamina Kalimantan, Senin 13 Februari 2017.
Pertamina menetapkan 15 lokasi perbatasan Kalimantan menjadi prioritas penyeragaman harga BBM. Wilayah tersebut terletak di Kabupaten Utara Sungai Selatan, Daha Bajayou, Loksado Malinau, Sambas Satingan Besar, Sambas Liku, Bengkayang Jagoi Babang, Malinau Kayan Selatan, Nunukan Lumbis, Seruyan Sembuluh, Berau Biatan, Kelay, Maratua, Tabalan, Long Apari dan Long Pahangai.
“Sementara ini baru dua lokasi sudah terealisasi yakni Long Apari dan Krayan,” ujar Dian.
Baca : Harga CPO Diprediksi Terkoreksi
Program pemerintah ini diharapkan mampu direalisasikan pada penghujung tahun 2017 ini. Pertamina menargetkan penyeragaman harga BBM bisa sama baik lokasinya di kota besar maupun daerah terpencil.
Dian mengatakan Pertamina sudah menseragamkan harga BBM di Krayan Nunukan sama dengan kota lain seperti Balikpapan dan Samarinda. Sebelumnya, kawasan perbatasan memperoleh BBM dari Malaysia yang harganya bisa berlipat lipat dari angka kewajaran. “Kami terbangkan BBM ini dari Tarakan ke Krayan Nunukan,” paparnya.
Pertamina mendistribukan premium dan solar masing masing sebanyak 240 kilo liter per bulannya di Krayan. Pertamina mensubsidi biaya angkut BBM ke Krayan sebesar Rp 512 juta per bulannya. “Biaya subsidi yang dibutuhkan besar mengingat pengiriman lewat jalur udara,” ujar Dian.
Selain itu, Pertamina Kalimantan baru saja meresmikan penggunaan agen premium dan minyak solar (APMS) Long Apari Mahakam Ulu. Pertamina mendistribusikan sebanyak 160 kilo liter premium dan 20 kilo liter solar guna memenuhi kebutuhan APMS ini. “Sebulan kami distribusikan selama dua kali pengiriman,” papar Dian.
Proses distribusi BBM ke Long Apari juga membutuhkan upaya extra keras. Pengirimannya dilakukan kapal jenis self propelled oil barge (SPOB) melintasi rute Samarinda – Long Bagun – Long Pahangai dan Long Apari selama 10 jam.
Selama proses pengiriman ini, Dian mengatakan kapal kapal Pertamina harus menanggung beban resiko tinggi melewati 12 jeram yang arusnya deras. Menurutnya, Pertamina harus mengkombinasikan kapal SPOB angkutnya dengan kapal long boat guna melewati jeram yang ada.
Sehubungan sulitnya medan ini, Pertamina juga mensubsidi biaya pengiriman Long Apari sebesar Rp 75 juta per bulannya. Pemberian subsidi agar harga BBM Long Apari seragam dengan kota besar lainnya di Indonesia yakni Rp 6.450 (premium) dan Rp 5.150 (solar).
Biasanya, warga pedalaman Mahakam Ulu mengkonsumsi BBM harganya mencapai Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu per liternya. Mahalnya harga harga kebutuhan masyarakat ini disebabkan minimnya sarana prasarana transportasi darat menghubungkan Samarinda – Long Apari.
Ketiadaan pasokan BBM berdampak melambungnya harga harga kebutuhan pokok masyarakat terpencil di Indonesia. Contohnya, warung makan di Long Apari yang menetapkan tarif sebesar Rp 50 ribu sekali makan hingga penginapan sederhana mematok tarif Rp 1,2 juta per malam.
SG WIBISONO