TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta pemerintah membenahi sejumlah daerah yang menjadi penyumbang inflasi nasional. Pasalnya, daerah-daerah tersebut selalu mencatat inflasi yang lebih tinggi ketimbang inflasi nasional dari tahun ke tahun.
Baca: Inflasi 2016 Terendah Sejak 2010
"Ada beberapa daerah di Indonesia yang selalu menjadi langganan inflasi di atas inflasi nasional. Daerah-daerah tersebut adalah Pangkalpinang, Bandar Lampung, Palembang, Pematangsiantar, dan Tanjung Pandan," kata peneliti Indef, Abdul Manap Pulungan, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 9 Februari 2017.
Badan Pusat Statistik sebelumnya merilis, laju untuk inflasi pada Desember 2016 mencapai 3,02 persen secara year-on-year (YOY) dan 0,42 persen month-to-month (MTM). Sedangkan dalam survei yang diadakan Bloomberg terhadap delapan ekonom, inflasi pada periode yang sama mencapai 0,45 persen secara MTM dan 3,04 persen YOY.
Baca: KenaikanTarif Listrik Bakal Picu Inflasi 4,6 Persen
Kementerian Keuangan sendiri telah menargetkan penurunan inflasi hingga 3,5 persen pada 2018 dengan menjaga inflasi tahun 2017 sebesar 4 persen. "Jadi, kalau ingin menurunkan inflasi, fokus lebih dulu ke daerah-daerah tersebut."
Dalam catatan Indef, inflasi secara umum memang masih berada di bawah 4 persen. Namun pertumbuhan inflasi barang bergejolak masih bergerak sangat liar di level 5,92 persen pada Desember 2016. "Ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah," ucap Abdul.
Abdul juga menyoroti tren dari laju inflasi barang bergejolak yang selalu melebihi pertumbuhan upah nominal. Inflasi barang bergejolak pada Desember 2016 sebesar 5,92 persen dengan pertumbuhan upah nominal hanya 3,49 persen. Sedangkan pada November 2016, inflasi barang bergejolak mencapai 9,14 persen dengan pertumbuhan upah nominal 3,47 persen.
Tren tersebut, menurut Abdul, akan membuat daya beli masyarakat turun, sehingga konsumsi masyarakat pun ikut terseret. "Pertumbuhan ekonomi dipastikan akan terpengaruh, khususnya di sektor konsumsi rumah tangga," tuturnya.
FAJAR PEBRIANTO | ALI HIDAYAT