TEMPO.CO, Jakarta - Perum DAMRI meyakini jumlah penumpangnya akan mengalami penurunan jika pemerintah memperbolehkan taksi nonstiker dan angkutan umum online mengambil penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Sekretaris Perusahaan Perum Damri Arifin mengatakan perusahaan berpotensi kehilangan penumpang hingga 20-30 persen apabila taksi nonstiker dan angkutan umum sewa berbasis aplikasi atau online diperbolehkan mengambil penumpang Bandara Soekarno-Hatta
Berdasarkan informasi tidak resmi yang dia dapatkan, saat ini terdapat 3.000 lebih unit taksi nonstiker dan angkutan umum online yang telah beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta.
Oleh karena itu, papar dia, jumlah angkutan umum tersebut bisa meningkat 2-3 kali lipat jika taksi nonstiker dan angkutan umum online diperbolehkan mengambil penumpang.
“Dengan asumsi setiap dua ‘taksi tidak resmi’ (taksi khusus Bandara Soekarno-Hatta) mengambil penumpang potensi Damri, maka potensi kehilangan penumpang akan berkisar 20-30 persen,” kata Arifin di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017.
Penurunan jumlah penumpang tersebut, dia menambahkan, juga bisa membuat pendapatan perusahaan berpotensi melandai.
Dia mengungkapkan, operator-operator angkutan umum berbasis jalan raya yang beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta akan terdampak jika pemerintah benar-benar menerapkan kebijakan tersebut.
Meskipun begitu, dia mengungkapkan pihaknya mendukung kebijakan tersebut jika pemerintah memperbolehkan taksi nonstiker dan angkutan umum online menarik penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
"Sisi positifnya antara lain akan ada upaya bersaing memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa, di sisi pengguna jasa akan punya banyak pilihan tanpa harus banyak menunggu," katanya.