TEMPO.CO, Yogyakarta - Bank Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta memutar video tentang proses percetakan uang kertas dan uang logam pecahan baru tahun emisi 2016 di gedung BI hari ini, Selasa, 7 Februari 2017.
Pemutaran video ini bagian dari sosialisasi uang tahun emisi 2016 kepada 250 kalangan perbankan, pesantren, dan pelaku usaha. Video berjudul "Rupiah Itu Keren" menceritakan bagaimana uang dicetak dan penghancuran uang yang rusak atau tidak sempurna dan menjadi limbah.
Baca: Dolar Menguat, Emas Masih Bertahan di Level 1.230
Teknik pencetakan uang rupiah baru eksklusif dengan memperhatikan keamanan uang agar tidak mudah dipalsukan. Peserta juga diajak untuk mengenali ciri-ciri uang baru itu supaya tidak tertipu dengan uang palsu. Teknik pencetakan uang baru itu menggunakan teknologi yang semakin canggih. Untuk membedakan dengan uang palsu misalnya, ada nominal angka dan ornamen bertuliskan NKRI.
Uang baru itu juga mencantumkan logo batik dari semua kepulauan dan gambar lanskap pulau-pulau di Indonesia. “Uang ini wujud bhineka tunggal ika. Ada ornamen flora dan fauna juga,” kata tim pengelolaan uang rupiah BI, Suhendar, di Yogyakarta, Selasa, 7 Februari 2017.
Baca : Pembayar Pajak Efektif Hanya 42 Persen dari Jumlah SPT
Menurut Suhendar, desain uang baru itu juga menggunakan teknologi pengaman khusus supaya tidak mudah dipalsukan. Uang tahun emisi 2016 di DIY saat ini sebanyak Rp 64 miliar. Masyarakat bisa menukar uang lama di perbankan, bank perkreditan rakyat dan kas keliling.
Deputi Kepala BI Perwakilan DIY Hilman Tisnawan mengatakan, BI mengedarkan uang baru sesuai kebutuhan masyarakat. Ia juga menepis berbagai informasi menyesatkan yang beredar di media sosial tentang uang baru itu. Misalnya lambang BI yang disamakan dengan gambar palu arit, desain uang yang mirip mata uang Cina, Yuan, serta tuduhan percetakan di luar negeri.
“Itu teknik rectoverso yang sudah lama ada, tahun 2001 pun sudah ada. Jangan mudah percaya penyebar informasi di media sosial yang tidak bertanggung jawab,” kata Hilman.
SHINTA MAHARANI