TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Dody Zulverdi, menyatakan perubahan sistem operasi pasar terbuka dari fixed rate tender (FRT) atau lelang suku bunga tetap menjadi variable rate tender (VRT) atau lelang suku bunga bergerak bertujuan untuk memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan. “Sebenarnya, FRT itu belum ideal. Di banyak negara, kalau bank sentral ingin lebih efektif mengendalikan likuiditas di perbankan atau di pasar keuangan, mereka kebanyakan memakai VRT," kata Dody dalam konferensi pers di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 6 Februari 2017.
Menurut Dody, dengan sistem VRT, BI bisa mendapatkan informasi dari bank mengenai kondisi likuiditasnya. "Misalnya Bank A, dia sangat longgar. Saking longgarnya, dia berani taruh di BI dengan suku bunga yang lebih rendah dari sebelumnya. Kita bisa lihat, kalau banyak bank yang seperti itu, berarti bank-bank lebih longgar likuiditasnya," tuturnya.
Baca : BI Ubah Sistem Penentuan Bunga Jadi Variable Rate Tender
Namun, ketika likuiditas perbankan sedang ketat, misalnya menjelang hari raya Idul Fitri atau periode pembayaran pajak, bank akan memberikan tawaran suku bunga yang tinggi. "Sesuai dengan kondisi likuiditas mereka. Kalau FRT, kita tidak akan tahu kondisi likuiditas bank sedang ketat atau longgar karena harganya cuma satu," ujar Dody.
Dengan adanya informasi mengenai likuditas perbankan, Dody berujar, BI bisa segera memberikan respons. Jika likuditas perbankan ketat, BI akan memperlonggar kebijakannya. "Sebaliknya, kalau sangat longgar dan tidak sesuai stance moneter BI, kami akan sedikit perketat. Jadi, tujuannya bukan untuk mengubah suku bunga kebijakan."
Baca : BPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016
Dody menegaskan, walaupun suku bunga hasil VRT akan bervariasi sesuai dengan penawaran bank, hal tersebut tidak mencerminkan adanya perubahan kebijakan suku bunga 7-Days Repo Rate oleh BI. "Jadi, BI tidak mengarahkan suku bunganya. Ini semata-mata merupakan cerminan dari kondisi likuiditas hari itu," tutur Dody.
ANGELINA ANJAR SAWITRI