TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Satya Widya Yudha mengatakan keputusan Dewan Komisaris Pertamina memberhentikan Direktur Utama Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang, cukup mengejutkan.
Karena bagi DPR, ukuran berhasil atau tidaknya korporasi itu didasarkan pada kinerja pemimpin, bagaimana menyumbangkan dan berkontribusi terhadap negara. Dalam hal ini, Satya melihat Pertamina memberi sumbangsih pendapatan cukup besar terhadap negara.
Baca: Matahari Kembar di Pertamina? Ini Cerita Ahmad Bambang
“Keputusan itu cukup mengejutkan. Karena sebetulnya ini tidak merefleksikan kinerja mereka. Kecuali kalau misalkan dianggap tidak bisa berkomunikasi dan dampaknya terhadap kinerja. Ini kan kinerjanya membumbung tinggi,” kata Satya Widya Yudha saat ditemui di Dewan Pers, Ahad, 5 Februari 2017.
Satya berharap dalam hal penanganan konflik sebaiknya Dewan Komisaris yang memiliki wewenang terbesar dalam struktur perusahaan dapat meredam konflik internal, terutama yang bersifat pribadi yang mungkin terjadi di antara dua pemimpin tersebut.
“Jadi Dewan Komisaris tentunya sangat bertanggung jawab di sini, yang harusnya membuat situasi optimal,” tutur Satya.
Baca: Benarkah Dwi Sutjipto dan Ahmad Bambang Tak Sejalan?
Pada 3 Februari lalu, Komisaris Pertamina Gatot Trihargo mengumumkan diberhentikannya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang karena masalah kepemimpinan.
Menurut Gatot, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno dan jajaran komisaris Pertamina mencermati tentang masalah leadership keduanya. Di sisi lain, perseroan harus memiliki manajemen yang solid untuk menjalankan perusahaan yang semakin besar.
Model kepemimpinan Pertamina juga menuai kritik dari sejumlah pejabat pemerintah yang menyebut Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama seperti “matahari kembar”. Beberapa kebijakan perusahaan diputuskan secara sepihak oleh wakil direktur utama.
Dalam susunan kepemimpinan Pertamina yang dibentuk pada 20 Oktober 2016, Direktur Utama Pertamina dijabat Dwi Soetjipto, sedangkan Direktur Pemasaran Ahmad Bambang digeser menjadi Wakil Direktur Utama Pertamina.
Baca: Detik-detik Pencopotan Direktur Pertamina
Sejumlah sumber mengatakan Dwi sama sekali tidak dimintai pendapat dalam penyusunan struktur baru ini. Dalam mekanisme impor minyak, menurut beberapa pejabat perusahaan itu, direktur utama hanya menjadi semacam tukang stempel. Keputusan diambil wakil direktur utama, yang membawahi direktur pengolahan dan direktur pemasaran.
Menurut Satya, bukan kali pertama terjadi kolaborasi antara Direktur dan Wakil Direktur Pertamina. Sebelumnya, di perusahaan pelat merah itu juga pernah menempatkan wakil direktur seperti Mustiko Saleh dan Iin Arifin Takhyan.
“Itu juga tidak ada masalah, karena pembagian tugasnya benar. Tapi kalau kemarin yang saya dengar ada janggal dalam skup pekerjaan. Itu tak lepas dari skup yang harusnya diambil di Dewan Komisaris,” ucapnya.
DESTRIANITA | VINDRY FLORENTIN