TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang menyambangi Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Dwi mengatakan kedatangannya untuk memenuhi undangan Kementerian. Ia tidak menjelaskan maksud undangan tersebut. "Kita dengar saja nanti," kata Dwi di Kementerian, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2017.
Dwi berujar, undangan juga disampaikan kepada seluruh direksi Pertamina. Sebelum Dwi tiba, Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang hadir di Kementerian. Namun ia enggan memberi komentar saat ditanyai wartawan. Direktur Pertamina lain yang juga hadir adalah Rachmad Hardadi, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia.
Baca juga: Santer Akan Dicopot, Wakil Dirut Pertamina Bicara di Twitter
Selain direksi Pertamina, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar tampak hadir. Ia tidak menjelaskan maksud kedatangannya. "Kita lihat nanti," ucapnya menjawab pertanyaan wartawan.
Sebelumnya, berembus kabar tentang penggantian jajaran manajemen di Pertamina menyusul polemik "matahari kembar" Direktur Utama Dwi Soetjipto dengan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang. Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang membenarkan kabar tersebut ketika dikonfirmasi semalam. “Betul, dan tebakan saya tepat,” tuturnya kepada Tempo, Kamis malam, 2 Februari 2017.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebutkan, sampai saat ini, seluruh jajaran manajemen perusahaan pelat merah itu masih bekerja dengan normal. “Sampai sejauh ini, semua masih normal, ya. Semua masih dalam formasi normal dan bekerja seperti biasa,” katanya.
Baca juga: Kabar Dirut Akan Diganti, Pertamina: Tunggu RUPS
Perombakan direksi perusahaan minyak dan gas negara itu sebelumnya dilakukan pada Oktober 2016. Saat itu, rapat umum pemegang saham menambah jumlah direktur, dari tujuh menjadi sembilan orang. Jabatan wakil direktur utama dimunculkan kembali dengan diduduki Ahmad Bambang, yang sebelumnya menjadi Direktur Pemasaran. Dalam struktur baru, ada kursi direktur megaproyek pengolahan dan petrokimia yang diberikan kepada Rachmad Hardadi. Perubahan tertuang dalam revisi anggaran dasar Pertamina.
Namun munculnya jabatan wakil direktur utama membuat Pertamina mengalami dualisme kepemimpinan. Pemegang saham mengubah anggaran dasar, yang mempereteli kewenangan direktur utama, sebaliknya memperbesar peran wakil direktur utama. Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Kawasan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara Edwin Hidayat Abdullah menyatakan ketegangan di internal perusahaan terjadi karena masalah komunikasi.
VINDRY FLORENTIN | LARISSA HUDA | ROBBY IRFANY | ALI NUR YASIN