TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengadakan rapat koordinasi bersama sejumlah instansi terkait membahas stok bahan pangan sepanjang 2017. "Pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan gejolak harga pangan tahun ini, negara harus mengambil peran ini," ujar Darmin dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca: Kementerian Pertanian Klaim Produksi Pangan Meningkat
Darmin mengatakan rapat koordinasi hari ini adalah bentuk upaya pemerintah untuk menjaga ketersediaan dan melindungi gejolak harga pangan di 2017. "Sinergi ini akan dilakukan secara berkala untuk memantau ketersediaan stok dan memonitor harga komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga," katanya.
Darmin menyebutkan, rapat hari ini secara khusus membahas komoditas beras dan gula. Untuk beras, pemerintah akan berupaya memperbaiki irigasi yang rusak dan membangun embung sebanyak mungkin di perdesaan.
Sejumlah embung dan irigasi ini diharapkan mampu mengairi lahan seluas 100–200 hektare. "Persoalan kita saat ini adalah irigasi," ucap Darmin.
Darmin berujar pemerintah lebih berfokus membangun sejumlah embung dibandingkan bendungan besar. "Sebab kalau bendungan biayanya mahal, dampaknya akan sangat lama untuk sampai ke hasil panen.”
Simak: BPJS Ketenagakerjaan Antisipasi Ledakan Tenaga Kerja
Untuk menjaga stok pangan nasional, pemerintah juga akan berusaha membangun lumbung-lumbung desa dan memperbanyak pengadaan pengering atau dryer. Dengan demikian hasil panen dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Pada Januari 2017, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik telah merealisasikan pembelian gula dari PTPN XIV sebesar 26.500 ton dan penjualan 20.983 ton. Stok yang dimiliki Bulog hingga akhir Januari mencapai 264.623 ton. Untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi hingga Juli 2017, Bulog berencana menambah persediaan hingga mencapai 653.261 ton.
Rapat koordinasi ini dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, dan Direktur Perum Bulog Djarot Kusumayakti.
GHOIDA RAHMAH