TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy memprediksi laju inflasi tahun ini akan meningkat dibanding 2016. Secara keseluruhan, laju inflasi tahun lalu mencapai 3,02 persen. Pada 2017, laju inflasi diperkirakan akan mencapai 4,2 persen.
Menurut Leo, kenaikan laju inflasi tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik 900 volt-ampere (VA) bagi 19 juta rumah tangga. "Kontribusi terhadap inflasi sebesar 1 persen," kata Leo dalam konferensi persnya di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca: Menteri Darmin: Berat Menahan Inflasi di 2017
Leo menilai, bila tarif listrik 900 VA tidak naik, laju inflasi tahun ini tidak akan meningkat secara signifikan dibanding 2016, yakni sekitar 3,2-3,4 persen. "Dengan kenaikan itu, inflasi akan mencapai 4,2 persen. Bukan angka yang tinggi karena rata-rata inflasi kita 5,5 persen."
Defisit neraca transaksi berjalan tahun ini, Leo memprediksi, akan sebesar -2,2 dari produk domestik bruto. Angka tersebut masih relatif aman karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya meningkat menjadi 5,1 persen. Namun nilai tukar rupiah masih akan bergejolak.
Walaupun defisit neraca transaksi berjalan tahun ini diprediksi akan terjaga, menurut Leo, nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif karena adanya ketidakpastian global. "The Fed (bank sentral Amerika Serikat) kemungkinan menaikkan suku bunganya dengan lebih agresif dibanding 2016," ujar Leo.
Simak: Menteri Luhut Bantah Istimewakan Freeport Lewat Aturan Ini
Dengan adanya prediksi bahwa inflasi akan meningkat menjadi 4,2 persen dan nilai tukar rupiah masih mengalami gejolak yang cukup tinggi, Leo mengatakan, ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuannya tidak ada lagi. "Tahun ini flat, levelnya di 4,75 persen."
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebutkan beragam tantangan yang mempengaruhi inflasi pada 2017. Menurut dia, salah satu tantangan berasal dari pengurangan subsidi listrik 900 VA dan pengurangan subsidi dari gas elpiji ukuran 3 kilogram.
Karena itu, Agus mengharapkan upaya menjaga inflasi, seperti harga pangan yang bergejolak atau volatile food, tetap berada pada level terendah sehingga target inflasi di tahun ini, yakni 4 plus-minus 1, persen tetap terjaga.
“Kami sudah dengar bahwa listrik 900 VA akan dikurangi subsidinya. Begitu juga dengan elpiji 3 kilogram. Jadi ini area yang perlu diwaspadai,” tutur Agus di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 3 Januari 2017.
ANGELINA ANJAR SAWITRI|DESTRIANITA