TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin dan Selasa, 30 dan 31 Januari 2017, setelah data menunjukkan pemulihan untuk kegiatan pengeboran di Amerika Serikat.
Jumlah rig Amerika, yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak, naik 15 rig menjadi 566 rig selama pekan lalu, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat, 27 Januari 2017, tertinggi sejak November 2015.
Para analis mengatakan harga minyak, yang menetap di atas US$ 50 dolar per barel sejak Desember tahun lalu, telah mendorong produsen-produsen minyak serpih (oil shale) Amerika meningkatkan produksi.
Meningkatnya produksi minyak Amerika akan mengimbangi beberapa upaya dari produsen lain yang memotong produksi mereka, yang membuat investor khawatir akan berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global. Demikian dikatakan para analis.
Patokan Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Maret berkurang 0,54 dolar Amerika menjadi menetap di US$ 52,63 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, turun 0,29 dolar Amerika menjadi ditutup pada US$ 55,23 per barel di London ICE Futures Exchange.
ANTARA