TEMPO.CO, Jakarta - Pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG secara teknikal mengindikasikan sinyal pengujian support, atau tekanan aksi jual (net sell)
Analis saham dari Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan net sell masih cukup mengancam pada minggu ini, sehingga membuat pergerakan IHSG tertekan.
"Diperkirakan IHSG akan membuka pekan dengan pergerakan yang cenderung tertekan dengan range pergerakan 5.263-5.350," kata Lanjar Nafi dalam pesan tertulisnya, Senin, 30 Januari 2017.
Baca : Analis: Rupiah Diperkirakan Bergerak Flat
Pada akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah tipis 0,09 persen atau 4,79 poin ke level 5.312,84. Minimnya sentimen di dalam negeri membuat laju IHSG sedikit tertahan di awal pekan. Padahal laju bursa saham AS cenderung berada di zona hijau setelah menanggapi pidato Presiden Trump pasca pelantikan.
Indeks sektor industri dasar kembali memimpin penguatan sedangkan indeks konsumer menjadi indeks sektoral yang menekan pergerakan IHSG.
Baca : Aspek Ini Membuat Skema Gross Split Kurang Menarik
Proyeksi inflasi pada bulan Januari yang menurut BI berada dilevel 0,69 persen direspon cukup pesimis pasalnya inflasi periode sebelumnya berada di level 0,42 persen MoM sehingga investor kembali mencermati perkembangan nilai tukar rupiah dan prospek BI rate.
Meskipun demikian Investor asing masih tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp 379,92 miliar. Sehingga total capital inflow mingguan sebesar Rp 731,9 miliar.
Lanjar memperkirakan pada perdagangan hari ini saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya AALI, ANTM, BBCA, BBNI, ITMG, PGAS, BJBR, MPPA.
DESTRIANITA
Baca : Ekonom: Skenario Optimistis IHSG Bisa Tembus 6.100 pada 2017