TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa membuat investor negara-negara Timur Tengah melarikan dananya ke negara lain, seperti Indonesia. Kondisi ini bisa menguntungkan, apalagi pemerintah menargetkan Jakarta menjadi pusat keuangan syariah dunia.
"Apabila Trump begini kebijakannya (proteksionis), pasti dana-dana dari negara Islam itu menghindar dari Amerika," kata Kalla, Jumat, 27 Januari 2017, di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Baca Juga: Prospek Keuangan Syariah 2017 Cerah
Kalla mengatakan dana-dana dari Timur Tengah itu pasti memilih ke negara yang mempunyai pasar cukup besar dan aturan yang baik. "Kita sudah punya aturan yang baik tentang bank syariah, pasar cukup besar. Jadi potensinya besar untuk itu," ujar Kalla. Namun, untuk menjadi pusat keuangan syariah, Indonesia harus bersaing dengan Malaysia terlebih dulu.
Menurut Kalla, menjadi pusat keuangan syariah akan bergantung pada dua hal, yakni sumber dana dan pengguna dana. Sumber dana bank syariah saat ini umumnya dari Timur Tengah. Namun saat ini Indonesia masih kalah dibanding Malaysia sebagai pusat keuangan syariah. Ini disebabkan Indonesia telat sepuluh tahun dibanding Malaysia dalam memberikan izin bank syariah. "Karena waktu pemerintah zaman dulu tidak mau memberikan izin bank syariah, nah telatlah kita dari Malaysia."
Baca: April, N-219 Buatan PTDI Uji Terbang di Kota Bandung
Namun peluang bagi Indonesia tetap terbuka. Banyak investor yang semakin berminat memasukkan dananya ke dalam negeri. Apalagi populasi penduduk Indonesia yang sangat besar otomatis membuat pasar sangat besar. "Jadi dana-dana yang besar, di samping dalam negeri, juga dana-dana dari Timur Tengah," tutur Kalla.
AMIRULLAH SUHADA